Jumat, 14 Juni 2019

Awal kerja arsip

Memaknai kerja pada urusan kearsipan di Ditjen Migas. Tulisan ini merupakan reposting kembali. Tulisan yang sempat diposting pada tanggal 23 November 2018. 

Berkesempatan menjadi bagian dari  Ditjen Migas adalah kebanggaan dari seorang anak kampung (penulis). Kebesaran nama Migas terkenal seantero nusantara. Siapa yang tidak mendengar gaung migas. Migas identik dengan kemakmuran. Migas yg terlihat indah nian.

Yang indah migas yang mana, yang elok krn jauh dimata, kencangnya gaung krn ruangan kosong . Meski begitu, orang tidak mau tau, harum nama migas masih melekat pada ingatan masyarakat sekitar penulis. Dahulu bernama Biro Minyak dan Gas. sejak 1961 mendahului adanya Pertamina

Singkat cerita per tahun 2019 genap sepuluh (10) tahun bergabung di Ditjen Migas terhitung sejak bulan Februari 2009. Selama itu, kesempatan untuk penyesuaian serta menguntai kreativitas kujalani. 

Sebagaimana institusi pemerintah lainnya, aktivitas pekerjaan dibatasi rambu fungsi unit kerja. Aku ditempatkan pada unit yang berfungsi memberikan dukungan manajemen internal kepada Ditjen Migas. 

Selain itu terdapat panduan aktivitas kerja sebagai marka yakni tugas pada jabatan. Jabatan yang diberikan sejak awal masa kerja adalah arsiparis. Bahkan jabatan termaksud telah dipilih sejak mulai proses pendaftaran CPNS. Maka pelantikan dan sumpah jabatan menjadi komitmen yang mengiringi aktivitas kearsipan. 

Arsiparia merupakan salah satu jabatan fungsional tertentu. Dimana rumpun jabatan ini mengampu bidang secara khusus yakni kearsipan. Kearsipan adalah segala hal yang terkait dengan arsip.

Kata kunci tulisan ini adalah #Jabatan #arsiparis #Kearsipan #tupoksi #dukunganManajemenInternal #DitjenMigas

Penulis mencoba menghubungkan dan mengkaitkan kata kunci tersebut dengan dengan Tim Kerja pada Jabatan Arsiparis

Awal bekerja diamanatkan oleh pimpinan atas ruang penyimpanan arsip yg berada di lantai 8 gedung Plaza Centris di Jl. Hr Rasuna Said Kav B5 Kuningan Jakarta Selatan. Ruangan yg penuh dengan boks arsip. Ruangan yg sudah beberapa taun didiamkan. Saking penuh ya, untuk masuk ke dalam ruangan tersebut saja susah dan butuh perjuangan. Ringkasnya ruang arsip mati karena penuh/ful kapasitas. 

Cerita dari petugas arsip sebelumnya bahwa ruang arsip cukup luas, namun karena seiring pertumbuhan unit kerja yakni Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas, mendesak keberadaan ruang arsip di lantai 8.

Penuh tanda tanya didalam diri saya bahwa apakah migas tergambar seutuhnya di koleksi arsip pada ruangan lantai 8 tersebut????

Pertanyaan berikutnya adalah apa yang dapat dilakukan dengan keterbatasan ruang simpan?????

Pertanyaan demi pertanyaan muncul, Bagaimana pandangan pejabat dan pegawai ditjen migas tentang kearsipan? 

Pertanyaan yang mematahkan pemahaman dan jargon bahwa arsip merupakan memori organisasi, ketiadaan arsip menjadikan organisasi amnesia, tidak terlihat di Ditjen Migas.

Meniti hari demi hari bekerja di Ditjen Migas, wawasan dan pengertian saya mulai dapat menyesuaikan. Tahun pertama kerja, masih tahap pembiasan. Sejak Februari 2009 sampai dengan Desember 2009 hanya melaksanakan identifikasi dan pengenalan serta pembiasaan kerja sebagai staf. 

Saat itu tidak ada bimbingan langsung untuk menangani kearsipan. Tak ada satu orang pun pegawai yang setiap hari menjaga ruang arsip. Proses penataan dan penyimpanan hanya terlihat oleh seorang yg beroperasi pada gudang arsip siap timbang dan jual yang rutin beberapa bulan sekali.

Ternyata memang benar, kearsipan Ditjen Migas, mati suri. Tak ada team kerja arsip di kantor ini. Tak ada aktivitas kearsipan di kantor ini. 

Saatnya datang petunjuk atas tanda tanyaku selama tahun 2009, kira 2 Pertengahan tahun 2010 Aku dipanggil untuk berdiskusi dengan atasan (kasubag TU), terkait kegiatan penataan yg akan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Yang masih tersimpan di memoriku saat itu adalah pertanyaan dari bosku "apakah harga penataan yg di tawarkan penyedia terlalu mahal atau murah?"

Ternyata aktivitas kearsipan di Ditjen Migaa dilaksanakan dengan kerjasama pihak ketiga (penyedia jasa penataan arsip). 

Tahun kedua di Ditjen migas, mulai tumbuh percaya diri dan menampakkan diri untuk dapat berperan dalam organisasi. Setelah pelantikan PNS, saya putuskan untuk tidak lagi hanya untuk belajar, namun segera mengambil langkah untuk menghidupkan aktivitas kearsipan Di Ditjen Migas. 

Bekerja di institusi pemerintahan memang harus aktif. Tugas dalam jabatan menjadi cambuk dan pembimbing. Rekan senior dan atasan bukan pihak yang diharapkan lagi sebagai cambuk untuk bekerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar