Kamis, 23 Februari 2023

Administrasi Perkantoran Era Digital

Kamis, 23 Februari 2023. Widya Iswara PPSDM Aparatur bertutur bahwa diklat dengan mata ajar administrasi perkantoran di era digital bertujuan membangun Awarness, dimana tidak surutnya berinovasi pembangunan aplikasi perkantoran dengan mengedepankan tata kelola data, pengolahan data, konsep Big data sampai dengan tingkatan data analisis.

Administrasi perkantoran bersifat pelayanan, dimana teknologi informasi sebagai alat bantu. Hasil akhirnya administrasi perkantoran berupa informasi yang dilakukan semua pihak demi mempermuda, dengan pendekatan datanya bisa kualitatif dan kuantitatif.

Kegiatan perkantoran tidak dapat dipisahkan dari manajemen sejak Planning Organizing, Actuating, dan Controlling. Bukan saja pengeloaan lokasi, gedung, bahkan sampai dengan peralatan, interior dan mesin kantor.

Data perkantoran yang identik dengan media arsip ramai ramai dialihmedia, menyulut pertanyaan, apakah memang media masih dipertahankan?. Tibalah satu kondisi dimana digitalisasi menjadi keharusan demi efisiensi.

Data perkantoran official seperti laporan kinerja mencerminkan fungsi kantor yang meliputi rutin, teknis, analisis, interpersonal, dan managerial.

Hal - hal tersebut diatas menjadi pengantar konsep kantor untuk mengawali diskusi sistem perkantoran. Nyatanya suatu data perlu sistem perkantoran, dimana saat ini ramai sekali dengan kehadiran Sistem Pemerintahan berbasis elektronik (kebijakan Perpres 95/2018)

Apa yang menjadi misi nya SPBE? Apakah tujuan dan sasaran SPBE? jika menilik berita kominfo ditahun 2020 sistem pemerintahan berbasis digital diterapkan pada tahun 2023.

WidyaIswara pun menegaskan bahwa target dari diklat dengan mata ajar Administrasi Perkantoran di Era Digital adalah Membangun kebersamaan dengan digital mindset diantara peserta diklat.

554 instansi pusat dan daerah perlu diintegrasikan ke dalam sistem pemerintahan berbasis elektronik. Sistem Ngantor Kementerian ESDM menjadi salah salah satu printilan. Namun demimian kehadiran Ngantor KESD menunjukkan tidak lagi ranah konsep atawa misi dan visi namun sudah praktek nyata menghadirkan administrasi perkantoran di Era Digital.

Pencatatan informasi menjadi data adalah inti administrasi perkantoran. Komputer di kantor mulai tahun 90 an dan satu unit bisa satu. Sekarang sudah mulai beranjak ke laptop meski setiap pegawai sudah memegang satu unit PC.

Konsep pakar yang menarik adalah saat ini di era globalisasi ekonomi kerja bukan lagi semata SOP, namun sistem yang dinamis dengan adaptasi.

Era komputerisasi itu untuk efisiensi, beda dengan globalisasi ekonomi yang harus adaptasi. Administrasi perkantoran bukan lagi monopoli namun partisipasi.

Desain konsep sistem, komputer didudukkan sebagai device yang memerlukan prosedur dan metode. Cara memakainya bagaimana? Subsistem dukungan SDM dan anggaran berapa?

Menjadi wawasan dasar bahwa regulasi, tatacara, dan SOP merupakan alat bantu pencapaian tujuan organisasi. Terkadang resistensi dari anggota organisasi membawa penolakan terhadap sistem untuk mencapai tujuan organisasi untuk itu perlu bungkusan regulasi, tatacara dan SOP yang rapi.

Misalnya resisten terhadap perubahan validasi untuk memperhatikan salah input guna menjaga prosesing dengan logika yang benar. Untuk itu diperlukan analisis proses dari yang sedang berjalan dan yang akan dikembangkan.

Bahkan pemahaman Jenis Sistem dari yang bersifat operasional sampai dengan yang strategis memerlukan bagan beban kerja. Belum usai memperdalam itu, munculah pendekatan produk perkantoran misalnya memulai buat surat memakai prosessing sendiri bukan office yang bersifat umum.

Selama ini proses perekaman data atau surat menyurat mempergunakan microsoft office , open office, evernote, slack, trello dan lain lain.

Ujung dari hal tersebut diatas adalah literasi digital (skil,culture,ethics,safety). Perubahan budaya kerja ke ranah digital, tata kelola dan etika digital.

beberapa kata kunci sesuai tahapan literasi digital antara lain

  1. mengetahui, memahami, menggunakan

  2. membaca, menguraikan, membiasakan,

  3. memeriksa, membangun wawasan.

  4. menyadari, mencontohkan,

  5. menyesuaikan diri, merasionalkan,

  6. mempertimbangkan.

  7. mengenali, mempolakan, menerapkan,

  8. menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar