Acara
Ekspose Daftar Arsip sekretariat Negara RI Seri Laporan Pemerintah Pusat dan
Daerah 1980 – 1990 berlangsung pada hari Kamis tanggal 24 November 2016 di Gd.
ANRI Jakarta Selatan
Pada
sambutannya Deputi Konservasi ANRI menyampaikan tiga pilar Kearsipan. Pilar
Kearsipan tersebut adalah yang ke-1 adalah regulasi, yang ke-2 adalah
pembinaan, dan yang ke-3 adalah pengelolaan arsip. Acara penyusunan daftar
arsip sebagai sarana temu balik merupakan pilar ke-3 Kearsipan.
Beliau
berharap agar khasanah di ANRI dekat dengan ingatan masyarakat. Salah satu
usaha adalah menyediakan sarana temu balik yang berupa inventaris, daftar dan
guide. Lebih dari 600 sarana temu balek yang telah dihasilkan oleh ANRI.
Direktur
Pengolahan ANRI berharap dari seorang arsiparis yang bukan hanya sebagai
penjaga informasi, namun juga pembangun memori kolektif bersama. Dalam melakukan
hal tersebut dilaksanakan dengan pengolahan arsip statis. Selain mengolah juga
melakukan proses rekonstruksi informasi secara intelektual.
Dalam
membangun memori kolektif dapat dimulai dari pemahaman kebijakan yang
diterjemahkan kedalam program serta kegiatan akan menghasilkan jenis – jenis arsip.
Jenis arsip tersebut akan dilaksanakan secara administratif oleh organ
organisasi sesuai tugas dan fungsinya masing masing. Hal ini kemudian di
kearsipan disebut dengan asas pengelolaan yakitu provenance atau asas asal
usul.
Kasubdit
Lembaga Negara pada direktorat pegolahan ANRI menyampaikan bahwa penysusunan
daftar arsip terkandung didalamnya rekontruksi informasi secara intelektual. Hal
tersebut dapat terlihat dari tahapan penyusunan daftar arsip. Tahapan tersebut antara
lain adalah identifikasi arsip, penyusunan rencana teknis, pengayaan sumber
data dan referensi kepada tim penyusun, rekontruksi arsip, deskripsi, maneuver data,
penyusunan skema definitive, penomoran definitive, dst.
Acara
ekspose penyusunan sarana temu balek berupa daftar arsip mempunyai provenance atau asal arsip sekretariat
wakil presiden RI tahun 1967 s.d 1999. Secara fisik arsip pada kondisi teratur
namun tanpa daftar dan berita acara akuisisi. Tertata pada 115 boks.
Selain
itu ekspose tersebut merupakan uji publik yang menunjukkan bahwa peran
arsiparis dalam membangun memori kolektif kebangsaan. Harapannya dapat
memberikan panduan pengguna arsip mengenai bentuk arsip, lembaga pencipta serta
menambah pengetahuan koleksi.
Pada
sesi selanjutnya disampaikan pemanfaatan daftar arsip. Dalam memanfaatkan arsip
dapat diawali dengan penelitian terhadap referensi buku - buku yang tersedia
pada bahan pustaka seperti ensiclopedia, catatan almanac, berita Negara,
statblat, keputusan Negara, Bleiblat (tambahan berita Negara). Setelah hal
tersebut dilakukan maka pengguna dapat menuju ke sarana temu balek berupa
inventaris, daftar arsip dan guide.