. Kenapa harus berfikir akan kembali ke keluarga? apakah fikiran itu menjadikan hidup tenang? Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kehebatan akan menjadi batu sandungan untuk kembali ke keluarga?
Apakah dengan jauh dengan keluarga, jiwa akan merasa lelah letih dan resah, bahkan jiwa rapuh?. Doktrin mulia mengajarkan teladan yang baik bagi anak-anak kita, sehingga dapat memotivasi untuk berbuat baik. Firman Tuhan "jagalah kamu dan keluargamu dari api neraka".
Berbagai usaha dalam mengusahakan kebahagiaan dengan mengetuk langit seperti membayar hutang dan hajat orang tua, mencium punggung ibu kita, setiap pekan mendatangi anak yatim, setelah sholat subuh beristigfar hingga terbit fajar, bersedekah secara diam diam, memperbaiki jamaah sholat di masjid, sholat dhzuha diantara orang sedang sibuk. Semua dilakukan demi merengkuh Ridhlo Allah guna hidup berkah.
Kehidupan akan berulang, lingkungan akan mendidik generasi penerus. Energi positif dan kebaikan tersalurkan pada pendidikan ke anak kita. Selama 30 hari merefres energi positif melalui Bulan Ramadhan memanjatkan doa mohon pengampunan atas kesalahan. Bermunajat dijauhkan dari api neraka.
Orang yang dimuliakan oleh Allah bercirikan atas ketidakpedulian perkataan dannlingkinhan negatif. Manusia yang menggemakan pada semangat fastabikulkhairat. Menjauhkan Perkara Ghibah yang menghancurkan amal ibadah. Empati dan rasa Bahagia yang presisi kepada sesama. Pemupukkan deposit kebajikan dan kebaikan guna pulang kampung ke Surga.
Hal yang negatif seperti rasa Dengki dan rakus mengantarkan diri untuk berhati-hati Kunci meraih kemuliaan sejak lingkungan berakhir pada aqidah dan attitdue atawa akhlak.
Akhirnya, Berlebaran di Kampung Halamab menyasar kebijaksanaan diri demi perbaikan di Tahun berikutnya, itu juga kalo masih diberikan Umur oleh Allah. Semua diterima dengan manusia berusaha dan menjalani dengan penuh pemikiran dan kegelisahan.