- I. PENDAHULUAN
Otomasi
perkantoran menjadi realitas. Komputer menjadi pengolah kata dan mesin
penghitung, penyaji data untuk mendukung kegiatan perkantoran. Hasilnya
menjadikan arsip elektronik tercipta secara virtual di seluruh perkantoran.
Suatu
arsip merupakan bukti utama dari pelaksanaan administrasi perkantoran. Arsip
adalah lambang dari akuntabilitas. Di sektor pemerintahan dan birokrasi, arsip
menjadi sangat essensial.
Komputer
menjadi mesin pencipta sekaligus media arsip. Sebagai media arsip, otentisitas komputer
perlu didukung oleh tindakan administrasi bahkan tindakan hukum atau pembuktian
dari pakar. Nilai hukum dari suatu arsip elektronik tidak serta merta langsung
dapat diterima begitu saja sebagaimana arsip kertas.
Tujuan
penulisan ini adalah mengetahui implikasi dari otomasi perkantoran yang
menghasilkan arsip elektronik pada administrasi publik.
- II. KOMPUTER
DAN PEMERINTAHAN
Komputer
dapat menjadi alat untuk melakukan manipulasi dan poses informasi yang hampir tak
terbatas. Komputer memberikan kecepatan dalam mengetik surat , menyajikan data
yang begitu beragam. Dapat dicontohkan saja dalam melakukan monitoring dan evaluasi
anggaran belanja Negara, Ditjen Angaran Kementerian Keuangan menerbitkan
database via internet. Database tersebut dapat dipergunakan seluruh satker
sebagai kuasa pengguna anggaran untuk memoniroting pengeluaran anggaran
terhitung dari divalidasinya SP2D oleh KPKPN terkait. Sehingga data penyerapan
dapat diketahui secara realtime.
Sebagai
bentuk transformasi dalam pelayanan kepada masyarakat , Pemerintah juga
mempergunakan teknologi. Pada saat ini, sudah tidak ada lagi lembaga atau
kementerian sampai pemerintah daerah yang tidak mempunyai website. Produk
produk layanan publik dicantumkan ke dalam website sehingga masyarakat mudah
dalam melaksanakan akses.
Kegiatan
yang dilakukan pemerintahan dimuat dalam website agar masyarakat mengetahui.
Bahkan peran serta publik dapat didapatkan dengan menyediakan fasilitas
bermediakan komputer terhubung dengan internet. Contohnya aplikasi pengadaan
barang dan jasa pemerintah yang dikeluarkan oleh LKPP. Belum lama ini juga
terdapat rekruitmen tenaga tenaga kerja di KPK yang melakukan pendaftaran via online.
- III. REALITAS
OTOMASI
Sistem
komputer memberikan keuntungan yang signifikan ketimbang penggunaan metode
manual. Komputer memberikan kecepatan, fleksibilitas serta akurasi bahkan
sampai dengan jumah data yang banyak serta jenis data yang bervariasi.
Namun
demikian, komputer memerlukan pengaturan yang jelas, mengesankan kekakuan
pelaksanaan administrasi perkantoran, mempunyai batas - batas tertentu. Komputer
tidak serta merta dapat menterjemahkan organisasi yang komplek. Komputer tidak
serta merta mengakomodir perbedaan lokus antar unit, perbedaan produk administrasi,
perbedaan budaya perkantoran, sampai dengan perbedaan kepentingan.
Jika
SOP dari suatu organisasi masih berantakan, terdapat data yang tidak komplet,
belum sama kepentingan serta budaya perkantoran, dan pegawai yang tidak dapat
mengoperasikan, maka otomasi akan menemukan banyak kendala.
Jika
data pada media kertas tidak komplit dan tidak berstruktur maka perlu dilakukan
rekonsiliasi dan diverifikasi sebelum dilakukan entri ke dalam komputer.
Kenyataan
yang lain adalah otomasi tidak akan bekerja tanpa adanyanya daya atau listrik.
Akan menjadi pertimbangan jka suatu gedung perkantoran pemeritah hanya
mengandalkan listrik dari PLN. Diperlukan daya backup berupa mesin generator
sebagai cadangan daya sebagai sumber listrik.
Ketikan
kita memperbincangkan suatu sistem komputer, berharap tidak akan mempergunakan
kertas sebagai media penuangan informasi. Namun yang terjadi kebiasaan
penggunaan kertas belum dapat dihilangkan dalam kegiatan perkantoran. Otomasi
diperkantoran justru malah menambah peningkatan penggunaan kertas.
Jika
harian kompas telah mempergunakan versi elektronik dalam menyajikan informasi
kepada para pembaca, apakah kemudian di dalam kegiatan administrasi
perkantoran, para pimpinan mau menindaklanjuti pekerjaan dengan media komputer.
Bentuk
versi file .PDF menjadi popular dalam media penuangan informasi yang telah disyahkan
oleh pencipta arsip. Aplikasi LPSE, evaluasi dokumen dilakukan pada file file
dalam format PDF.
Selaian
aplikasi pembaca berupa acrobat reader,
juga diperlukan mesin pembaca, laptop/PC, notebook. Selain itu kemauan dari
para angota pokja (ULP) dalam melakukan evaluasi dokumen dengan file format
.PDF.
Pada
kondisi yang lain, keandalan dari media komputer belum bisa mengalahkan keandalan
media kertas. Belum semua sektor pelayanan publik cocok dengan metode otomasi.
Hal tersebut terkait dari legitimasi,
akuntabilitas, kompetensi serta adanya payung hukum peraturan perundangan dan
hak hak sipil.
UU
RI tentang ITE 2009 mempersyaratkan bahwa keandalan dari suatu arsip harus
diukur dengan sistem yang terintegrasi, bukan hanya secara sebagaian dari suatu
system. Integrasi saat penciptaan, penerimaan, proses, penggunaan ,
penindaklanjutan sampai dengan terbentuknya sebuah produk layanan. Integrasi
mempergunakan satu sistem bukan sistem yang berlainan. Satu sistem dapat
diterima dipergunakan sampai dengan produk akhirnya. Misalnya sistem perbankan
sebagai alat transaksi “transfer uang” melalui mesin ATM oleh para nasabah ke
rekening elektronik dari tujuan asal ke tujuan penerima.
Sistem
campuran namun masih dapat diterima oleh sistem yang terintegrasi. Sistem campuran
tersebut seperti Perpaduan database dengan email. Contohnya metode jual beli
online tiket.com. Pembeli melakukan booking tiket dengan sistem database yang
dimiliki perusahaan tiket.com. perusahaan mengirim email kepada pembeli sebagai
bukti booking. Pembeli tiket mentransfer sejumlah harga tiket kepada rekening
perusahaan tiket. Pembeli memberikan konfirmasi pembayaran. Konfirmasi mengirim
email atas bukti print out transfer. Dalam sistem ini masih diperlukan kegiatan
scanning, potret printout (jka mepergunakan mesin ATM) sehingga dapat dikirim
email.
Kedua
contoh diatas menunjukkan bahwa diperlukan sistem printout media kertas. Atau
kemudian diperlukan masih diperlukan media kertas untuk felksibilitas suatu
transaksi. Pembuktian suatu transaksi ditunjukkan dengan printout kertas.
Adakah kemudian printout non kertas untuk dijadikan bukti pembelian? Tantangannya
adalah bagaimana printout non kertas dapat divalidasi oleh suatu database.
Otomasi
dengan penggunaan database mencapai titik kulminasi ketika data yang terdapat
dalam database tidak lagi akurat. Tidak adanya update otomatis tanpa updating
secara rutin oleh pengguna. Operator harus memantau database tersebut dalam
setiap transaksi dan diperlukan rekonsiliasi serta verifikasi data kepada
keadaan yang sesungguhnya.
- IV. INFORMASI
DAN ARSIP
Sistem
informasi berbeda dengan sistem pengarsipan. Sistem informasi memiliki
karakterrisitik ketepatan waktu/update, dapat dimanipulasi dan tidak berlebihan
duplikasi. Sistem pengarsipan mempunyai karakteristik terbatasi oleh waktu,
data yang berlebihan /banyak duplikasi dan
tahapan yang tidak bisa dilanggar.
Data
dari sistem informasi bersifat update per menit sedangkan data di dalam sistem pengarsipan
per selesainya traknsaksi dan pertanggujawaban dapat hanya menyajikan dapat per
tahun.
Contohnya
pada sistem informasi persuratan menunjukkan data surat per hari yang dicatat, jumlah
per hari dapat dihitung. Namun penerima surat menindaklanjuti sesuai dengan
proses disposisi pimpinan serta kesiapan data. Bahkan dari satu surat
menciptakan surat lain untuk tindak lanjutnya. Berkas pelaksanaan tindak lanjut
terkait satu surat tersebut memakan waktu . kemudian untuk dapat disebut arsip,
berkas dikumpulkan dalam satu seri pelaksanaan kegiatan dan diserahkan kepada
unit kearsipan.
Keandalan
dari suatu arsip dilihat dari kelengkapan berkas, satu surat harus dilampirkan
surat sebelumnya dan diberkaskan dengan berkas lainnya yang terkait. Sistem persuratan
bisa saja untuk mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, namun keandalan dari
arsip dapat dipertanyakan, harus diberkaskan dengan tindaklanjut surat berupa
disposisi surat, dan data data pendukung lain. Sehingga arsip surat bisa
disebut handal.
Adanya
redundant atau duplikasi data pada sistem pengarsipan karena fungsi arsip yang
berbeda beda dalam pelaksanaan kegiatan. Jika dalam data base dilakukan
eliminsasi data yang sama, namun pada pengarsipan berkas pelaksanaan kegiatan
tidak bisa demikian. Kelengkapan dari struktur berkas adalah persyaratan agar
kegiatan dapat terselesaikan. Contohnya SK. Pengangkatan pegawai. Dapat
ditemukan sebagai kelengkapan pemberian gaji, namu ditemukan pula untuk
personal pegawai, dapat juga ditemukan dalam kepengkapan pengajuan DUPAK
jabatan fungsional tertentu.
Sistem
pengarsipan menceriminkan ingatan institusional, sistem informasi tidak
demikian. Pembentuk suatu Arsip memerlukan unsur kontek, konten dan struktur
yang bukan hanya menyajikan suatu data namun menyajikan suatu pembuktian.
Contohnya
SK pengangkatan data disebut arsip jika mengerti berkas terkait pelaksanaan
transaksi. Jika hanya diketemukan SK saja, masih belum handal, perlu dikaitkan
dalam struktur berkasnya.
- V. KEPUTUSAN
MENGGUNAKAN KOMPUTER / OTOMASI
Komputer
adalah alat sebagaimana alat alat yang lain. Termasuk didalamnya sistem informasi
bahkan database sekalipun hanya sebagai alat. Yang perlu dipahami adalah
kondisi dan situasi tertentu mempunyai keunikan sehingga berbeda dengan
konndisi dan situasi lainnya. Situasi kondisi tidak dapat digeneralisasi.
Sektor
pelayanan publik memerlukan perhatian yang kecermatan penggunaan alat tersebut.
Klaim sebagian pihak atas modernitas bukan mengeneralisasi atas kebijakan untuk
mengatasi problem pelayanan publik. Pilihan yang rasional penggunaan pendekatan
sistem informasi dikaitkan dengan pencapaian tujuan organisasi yang maksimal.
Sebuah
pilihan untuk meningkatkan kinerja dengan pelatihan “sadar teknologi informasi
komputer” dapat dipilih sebelum membeli atau mengadakan sebuah alatnya. Lebih
penting untuk dapat mengoperasionalnya ketimbang mempunyai alatnya.
SOP
perlu dibuat benahi sehingga dapat diimplementasikan dalam suatu otomasi. Jenis
SOP untuk banyak pegawai atau SOP untuk satu pegawai. SOP terkait dengan unit
kerja lain atau hanya internat unit kerja. SOP untuk selesai pekerjaan atau
terkait dengan pekerjaan lain (rangkaian pekerjaan lain). Pengembangan prosedur
kerja menjadi sangat penting dalam implementasi otomasi.
Beaya
otomasi akan lebih mahal jika dibandingkan operasional biasa. Beaya tersebut
dipergunakan untuk membeli mesin berupa perangkat keras seperti PC, Laptop,
notebook, server. Perangkat lunak yang dibutuhkan berupa pengadaan database,
perawatan database, perawatan, bahkan menjalankan fitur fitur yang telah ada di
database dengan rekonsiliasi data dan menverifikasi data. Persyaratan dalam
otomasi tidak dapat ditawar tawar dan harus diadakan dan dilaksanakan. Beaya
yang lain seperti biaya jaringan.
- VI. PERAN
ARSIPARIS
Peran
yang dimainkan oleh arsiparis bukan hanya sekedar penyajian dan kecepatan dalam
penemuan kembali, namun juga melindungi integritas arsip. arsiparis memastikan
akuntabilitas pemerintah dalam melindungi arsip dan dokumen elektronik.
Hampir
semua profesi termasuk arsiparis menerima konsekuensi dari revolusi tekonologi
informasi. Dibutuhkan dukungan pimpinan untuk meningkatkan kapabilitas dan
kompetensi arsiparis untuk mengimbangi revolusi teknologi. Kemampuan untuk
mengerti database serta memproteksi data data yang terdapat dalam database
serta membuktikan bahwa data yang terdapat dalam database sudah diverifikasi
dan divalidasi.
Arsiparis
yang selama ini identik dengan kemampuan melestarikan arsip kertas harus
dituntut untuk memahami pelestarian arsip elektronik (media simpan elektronik).
Format file yang terus berkembang sebagai akibat perkembangan software atau
aplikasi menjadi tantangan sekaligus hambatan. Dapatkah suatu format yang
sangat terkait dengan software dan
aplikasi terbacakan diwaktu waktu mendatang?. Arsiparis juga mencari jalan
untuk meberkaskan arsip elektronik dalam format format yang berbeda (sebagai
akibat dari setiap sektor pelayanan piblik mempergunakan database yang berbeda)
Arsiparis
dituntuk memiliki strategi untuk memahami setiap transaksi pada objek yang
mempergunakan otomasi. Arsiparis membuat aliansi bersama praktisi IT atau
pranata komputer. Arsiparis harus mulai sadar teknologi dan mengupdate
perkembangannya terkait life cycle of
arsip. Pelatihan yang penting dilaksanakan arsiparis adalah untuk mendapatkan
kemapuan ditengah tengah antara praktisi IT dengan operator. Pelatihan tersebut
dapat menjadi dasar kemampuan mengkomunikasikan antara kepentingan teknologi
dan kepentingan memori organisasi.
- VII. KEBIJAKAN
OTOMASI
Setelah
tahun 2009, berbagai perundangan baru muncul terkait dengan payung hukum informasi
dan kearsipan. UU tentang kearsipan dan UU tentang ITE sampai dengan kebijakan
elektronik government sangat memungkinkan untuk implementasi kebijakan arsip
elektronik.
Lembaga
kearsipan mempunyai pedoman dalam melaksanakan autentikasi arsip elektronik.
Autentik adalah layak diterima atau dipercaya berdasarkan fakta dan ini identik
(tidak berbeda sedikit pun) dengan asli serta bonafide (dapat dipercaya dengan
baik). Peraturan kepala ANRI nomor 20 tahun 2011 tentang pedoman autentikasi
arsip elektronik memberikan acuan kepada lembaga kearsipan dalam melakukan
autentiksai arsip elektronik.
Autentisitas
arsip terancam apabila arsip dikirimkan melintasi ruang (yaitu ketika dikirim
ke penerima atau antar-sistem atau aplikasi) atau melintasi waktu (yaitu baik
ketika arsip berada di tempat penyimpanan atau saat perangkat keras atau
perangkat lunak yang digunakan untuk menyimpan, memproses, mengkomunikasikannya
diperbarui atau diganti).
Selanjutnya
komitmen pimpinan tertinggi di suatu instansi menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan
otomasi. Karena kesadaran teknologi masih perlu diupayakan dari level level
pimpinan.