Warung mie ayam menjadi tempat berteduh dikala perjalanan pulang kantor terguyur derasnya air hujan. Pagi tadi diingatkan istri tuk bawa mantel, namun aku tak mengindahkannya. Alhasil, harus menunggu selesai hujan yang biasanya tidak lebih dari satu jam.
Gorong gorong itu sudah tak mampu menampung derasnya hujan menjadikan jalan kahfi satu depan alfa midi ini terlihat seperti kali. Volume air yang begitu banyak itu menuju ke dataran rendah melalui pinggiran jalan.
Semangkuk Mie ayam telah masuk ke lambungku. Kebetulan sehari berada di kantor, tidak ada makan siang. Aku harus bersabar sedikit menunggu di warung mie ayam ini sampai hujan reda. inilah warung mie ayam kesekian yang aku singgahi seperjalanan pulang kantor.
Belasan taun mengabdi pada instansi pemerintah telah mengangkat derajat ekonomi. Meski demikian, aku tersadar untuk tak jauh menuai rejeki yang telah ditakdirkan. Hanya sampai pada batasan cukup untuk bertahan hidup dan membiayai anak anaku sampai selesai kuliah Sarjana.
Itulah harapan di Warung Mie Ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar