Cumen cerita, Menyibak hikmah, ngaji, serba serbi, syukur, keseharian, hiburan, mikir, kearsipan

Selasa, 29 Oktober 2013

Melakukan Pemantauan Pengelolaan Arsip Ditjen Migas

LAPORAN

Melakukan Pemantauan Pengelolaan Arsip
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang kearsipan harus terencana dan berkelanjutan. Keberlanjutan bidang kearsipan akan tergantung kepada apresiasi pimpinan atau keadaan yang menyebabkan kearsipan itu ada dan tidak. Direktorat Jenderal migas telah mengalami evolusi yang luar biasa sehingga kearsipan tidak dapat memberikan gambaran yang lengkap atau bisa juga evalousi tersebut menghancurkan titik titik temu untuk dapat menggambarkan kearsipan di Ditjen Migas.

Fakta yang ditemukan oleh pembuat laporan ini adalah ketika Ditjen Migas mengalami perpindahan dari gedung migas di Jl. Thamrin, Gedung Dharma Niaga sampai dengan gedung Plaza Centris. Imbas yang nyata dari perpindahan gedung adalah kehilangan khasanah atau koleksi arsip.

Selain perpindahan gedung, kearsipan di Ditjen Migas ditindas dengan adanya kebutuhan ruang untuk pejabat yang bernama renovasi ruangan. Status asset gedung yang bukan kepemilikan Ditjen Migas memperparah perebutan ruang kerja sehingga fakta membuktikan bahwa ruang arsip digusur demi mencukupi kebutuhan ruang kerja.

Tahun 2009 bulan Februari, penulis laporan menjalani peran sebagai seorang calon arsiparis di Ditjen Migas. keadaan pada tahun 2009 terdapat ruangan yang penuh dengan boks boks arsip. Sekitar 2500 boks memenuhi ruangan sehingga menyulitkan dalam menelusuri arsip.

Pada tahun tersebut, arsiparis di Ditjen migas ada satu orang yakni di unit bagian Hukum, sehingga kearsipan ditjen migas praktis hanya dilaksanakan oleh staf dan pejabat kasubag TU.

Arsiparis melaksanakan kegiatan kearsipan dengan memindahkan arsip ke Pusat Arsip KESDM. Setelah mengkonsep surat bertanda tangan Sekretaris Ditjen Migas yang ditujukan kepada kepala Biro Umum. Pemindahan di tahun 2009 ini mempunyai tujuan untuk penyelamatan 2000 boks. Cek fisik yang dilakukan oleh arsiparis memang tidak semua arsip harus disimpan, untuk itu perlu dilaksanakan updating daftar arsip. Bermula dari sinilah kegiatan pengelolaan kearsipan, mulai direncakanan dan untuk dilaksanakan.

2.     Maksud dan tujuan
Laporan ini mempunyai maksud untuk memberikan gambaran kearsipan di Ditjen migas mulai tahun 2009 s.d. 2013.


ISI LAPORAN
Melakukan Pemantauan Pengelolaan Arsip
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

1.     Kondisi Kearsipan sebelum Tahun 2009
Penulis menggambarkan bahwa sebagai seorang arsiparis, menemui ruangan arsip akibat renovasi yang telah penuh dengan boks - boks arsip. Didapatkan daftar arsip namun tidak didapatkan daftar dalam bentuk softcopy sehingga mempersulit dalam pengolahan data. Sebagai tindakan penyelamatan maka dilaksanakan pemindahan ke Pusat Arsip KESDM
2.     Hal hal yang telah dilakukan

a)    Pada tahun 2010. Melaksanakan pemanfaatan teknologi Komputer untuk kearsipan yakni dengan membangun aplikasi penyimpanan arsip Ditjen Migas berbentuk database.

Database ini menterjemahkan kegiatan pengelolaan arsip yang terdiri beberapa modul antara lain:
-       Modul penciptaan berisi toolbar pembuatan register dan penerimaan. Pembuatan mempunyai link system informasi persuratan dinas. Registrasi merupakan jendela pemasukan data arsip.
-       Modul penggunaan terdiri atas toolbar pemberkasan dan penataan arsip dinamin, pembuatan daftar arsip dinamis, penyimpanan, pemeliharaan, pencarian, pemberkasan dan pelaporan arsip terjaga, penggunaan arsip dinamis
-       Modul penyusutan merupakan modul yang memberikan rekomendasi musnah/pindah/serah. Rekomendasi tersebut secara otomatis akan muncul dalam database dengan persyaratan, telah dilakukan penginputan data mengenai klasifikasi retensi.
Berikut ini disampaikan hasil evaluasi dari kelemahan dari aplikasi penyimpanan arsip Ditjen Migas
a)      Database masih disimpan di PC / Personal Computer sehingga belum dapat dipergunakan secara masal (masih dipergunakan oleh satu orang arsiparis);
b)      Tampilan Database pada modul registasi sebaiknya berurut sesuai tanggal registrasi arsip (tampilan daftar masih dari yang paling lama, belum yang terbaru)
c)      Modul pencarian arsip masih diharapkan dari kolom uraian informasi arsip. Artinya pengisian data arsip mempersyaratkan untuk kolom uraaian informasi arsip harus lengkap

b)    Pembuatan database sistem manajemen alih media arsip surat bertanda tangan dirjen pada tahun 2011, baik yang berbentuk nota dinas dan surat dinas. Sebanyak 2377 file pdf terdapat pada database tersebut dengan kurun waktu 1995 s.d 2009

c)    Mengkonsep dan melaksanakan bersama kasubag TU dan Kagab Umum diskusi dan rapat bersama mengenai kearsipan dengan peserta penata usaha dan pengentri data dan atau perwakilan unit pengolah di lingkungan Ditjen Migas pada tanggal 11 Oktober 2011 di Audotorium Gd. Plaza centris Migas Lantai 15
d)    Menambah fitur file upload pada informasi detail surat keluar untuk penyimpanan arsip file pdf surat keluar bertanda tangan dirjen pada aplikasi system persuratan dinas Diten Migas. Dengan adanya fasilitas ini, pengarsipan untuk surat keluar bertanda tangan dirjen sejak tahun 2010 sampai dengan 2013, telah dialihmedia dan diupload sehingga memudahkan dalam penemuan kembali

e)    Melakukan penyelamatan arsip Hukum Ditjen Migas ke Pusat Arsip KESDM pada tahun 2011

f)    Kerjasama Penyimpanan arsip inaktif Ditjen Migas dengan Pusat Jasa Kearsipan ANRI pada tahun 2012


PENUTUP LAPORAN
Melakukan Pemantauan Pengelolaan Arsip
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

Demikian laporan ini disusun untuk menjadikan bahan evaluasi bagi pejabat struktural yang membidangi kearsipan. dalam penutup ini, penulis menyampaikan kesimpulan mengenai pengelolaan kearsipan Ditjen Migas sebagai berikut;
1.    Kurangnya pegawai di bidang kearsipan baik dalam status Arsiparis atau staf yang lain, menyebabkan kearsipan di Ditjen Migas kurang tertangani dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat pada ruang ruang kerja di lingkungan ditjen migas
2.    Peran pembinaan yang dilakukan oleh secretariat Jenderal KESDM belum menyentuh pada aspek pengolahan kearsipan. jika menilik dari bidang akuntansi terdapat rekonsiliasi data asset. Dan di ESDM pun terdapat rekonsiliasi data absensi, mengapa untuk bidang kearsipan belum mendengar pernah diadakan rekonsilisasi data arsip. Dengan adanya database mengenai daftar arsip yang disimpan di kementerian ESDM yang terhimpun dari daftar arsip yang dikelola di unit kearsipan pada unit eselon I, akan menambah peningkatan apresiasi kearsipan.
3. Laporan ini belum menggambarkan secara utuh dari keadaan kearsipan di Ditjen MIgas, untuk itu diperlukan laporan pemantauan kearsipan lain yang belum tercakup dalam laporan ini.



Jakarta, 1 September 2013
Pembuat Laporan


Nurul Muhamad
Arsiparis Ditjen Migas

Kamis, 12 September 2013

Dukungan Proses Audit

Arsip dan kearsipan menjadi bukti pertanggungjawaban dan mendukung transparansi organisasi. Arsip dan Kearsipan menjadi suatu sumber data yang dipergunakan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Keterkaitan antara pertanggungjawaban dan transparansi dengan arsip/kearsipan berada pada keandalan dari arsip / kearsipan dalam menyediakan data yang akurat. 

Misalnya kegiatan audit yang dilaksanakan oleh auditor. Auditor membuat kertas kerja audit yang didalamnya berisikan permintaan data. Data terekam di dalam media kertas atau komputer serta media laiinnya. Jenis data apa saja yang sebaiknya diketahui oleh arsiparis agar dapat mendukung permintaan para auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan?. berikut daftar beberapa contoh data terkait audit:

  1. DIPA, RKA-KL dan Petunjuk Operasional Kegiatan
  2. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran maupun Pejabat Pembuat Komitmen (Pembentukan panitia pelelangan, pembentukan Tim Kerja, dll)
  3. Daftar Kekuatan Pegawai
  4. Laporan Tahunan dan LAKIP
  5. Laporan Hasil Kegiatan TIM dan Kegiatan Lainnya
  6. Kerangka Acuan Kerja (TOR)
  7. Pelelangan / seleksi Umum dan Surat Perintah Kerja ( Kualifikasi daqn prakualifikasi, surat penawaran beserta dokumen pendukung, Hasil evaluasi oleh Panitia, BA Pengujian Pekerjaan, BAST HAsil Pengadaan )
  8. Laporan Pelaksanaan Konsyinyering
  9. Dokumen Keuangan ( SPM dan SP2D beserta lampirannya, SPP dan bukti pengeluaran, kwitansi yang belum di SPP, BKU, Pajak dan bukan pajak, Laporan Penerimaan Negara bukan pajak, laporan realisasi aggaran, Berita Acara Pemeriksaan Kas )
Dengan memahami dan mengerti jenis jenis data untuk pemeriksaan, maka arsiparis menjadi organ yang berfungsi untuk mendukung transparansi dan pertanggungjawaban. hal tersebut sangat terlihat jika nantinya menemukan jenis jenis dokumen terkait dengan data pemeriksaan.

Kamis, 15 Agustus 2013

MANAJEMEN KEARSIPAN DI DITJEN MIGAS


1.                   LATAR BELAKANG
Sumbangsih bidang kearsipan dalam memberikan dukungan manajemen teknis ditjen migas semakin dibutuhkan. Hal tersebut akan terlihat dengan perkembangan birokrasi dengan tuntutan keterbukaan informasi. Sejak diundangkannya Keterbukaan Informasi Publik, suatu satuan kerja harus siap untuk dokumen bisa diakses oleh publik (mengantisipasi permintaan iformasi publik).
Dokumen / arsip hasil pelaksanaan satuan kerja ditjen migas harus didata, disimpian dan dirawat untuk beberapa waktu, serta selanjutnya akan dinilai sesuai dengan kemampuan dan bobot informasinya.
2.                   BATASAN MASALAH
Tulisan ini mempunyai batasan masalah yakni, bagaimanakah ditjen migas melaksanakan manajemen kearsipan?
3.                   KERANGKA BERPIKIR
Pada tulisan ini, penulis mempergunakan pendekatan manajemen dalam bukunya T Hani Handoko berjudul MANAJEMEN cetakan tahun 1997 dengan memerinci fungsi fungsi manajemen yakni Perencanaan, Pengorganisasian, penyusunan personalia, Pengarahan dan Pengawasan. Fungsi perencanaan  dilaksanakan dalam penentuan strategi, proyek, prosedur, metode, system, anggaran dan standar. Pengorganisasian dilaksanakan dengan menetapkan kelompok kerja dan penugasan tanggungjawab tertentu. Penyusunan personalia menentukan untuk persyaratan mental. Phisik, emosional sesuai dengan umur, pendidikan, latihan dan pengalaman. Fungsi pengarahan untuk membuat para pegawai melakukan apa yang ingin dilakukan dan harus mereka lakukan. Fungsi pengawasan dilaksanakan dengan rindakan koreksi ketika terjadi penyimpangan.
4.                   PEMBAHASAN
4.1. Proyek kearsipan
Rencana Kerja Anggaran satuan kerja Ditjen Migas telah menetapkan belanja jasa lainnya berupa penataan arsip dan sewa penyimpanan arsip untuk mendukung sub ouput  dari program dukungan manajemen internal Ditjen Migas. Sub output program pengelolaan tata usaha  didukungan dari pelaksanaan kegiatan kearsipan.
Kegiatan belanja jasa lainnya penataan arsip dilaksanakan per paket dengan asumsi per catur wulan (menjadi 3 paket). Ukuran dari tiap paket pekerjaan adalah tertatanya arsip dalam boks boks. Target Jumlah boks yang dihasilkan pada paket 1 adalah 900 boks untuk arsip sedang dan paket ke-2 2222 boks arsip biasa (lebih teratur) dan paket ke-3 verifikasi penataan arsip sejumlah 6700 boks pada 3 gedung penyimpanan.
Metode pelaksanaan dengan mempergunakan penyedia jasa (perusahaan bidang kearsipan) dalam penarikan anggaran serta pertanggungjawabannya. Perusahaan ini yang kemudian akan melaksanakan penataan dengan bekerjasama dengan arsiparis ditjen migas. Standar yang dipergunakan adalah jasa penataan arsip dengan ukuran per meter linear (1 Ml terdiri dari 5 boks arsip) disertai dengan data hasil deskrepsi / daftar arsip
4.2. Kelompok kerja berupa tim yang terdiri arsiparis dan para petugas kearsipan
Penugasan dan tanggungjawab pada manajer berada di pundak arsiparis ditjen migas. Arsiparis Ditjen Migas yang menentukan penentuan skema penataan, penentuan elemen data deskrepsi serta arsip manakah yang dikerjakan. Kualifikasi arsiparis ditjen migas masih dalam posisi terampil(belum ahli). Arsiparis terampil mempunyai peranan kepada teknis pengerjaan sehingga kearsipan ditjen Migas masih berkutat pada teknis teknis kearsipan, belum menuju kepada pengembangan system kearsipan yang dikendalikan dengan baik. Kualifikasi arsiparis ini sangat terasa ketika harus mengembangkan system kearsipan yang terprogram dengan baik. Dikarenakan batasan sasaran kinerja dari arsiparis terampil, sering pekerjaan dilaksanakan sporadic sesuai dengan keadaan kearsipan yang ada.
Pada level atasan langsung dari arsiparis, yakni uraian jabatan dari kepala subag tata usaha belum dapat dilaksanakan dengan baik. Ketika level atasan langsung masih bersifat pasif, maka kurang memberikan dorongan motivasi bagi arsiparis untuk mendukung pelaksanaan fungsi subag Tata Usaha.
Kelompok kerja kearsipan terdiri 4 orang petugas kearsipan yang memiliki kualifikasi pendidikan SLTA. Jenis pekerjaan petugas kearsipan bersifat klerikal dan hanya membutuhkan ketrampilan. Ketrampilan tersebut adalah mengetik dengan komputer, mempergunakan kekuatan fisik (angkat beban), mengelompokkan jenis arsip, serta melaksanakan pengarahan dari arsiparis ditjen migas sebagai koordinator lapangan.
4.3. Penyusunan personalia bidang kearsipan
Sebagai persyaratan dari petugas arsip dan arsiparis dapat digambarkan antara lain adalah mempunyai ketelitian dalam membaca, penguasaan teknologi komputer yakni MS Excel, mempunyai rasa tanggungjawab kepada keamanan informasi arsip. ketrampilan petugas arsip yakni dapat memilah, menuangkan isi informasi dalam lembar deskrepsi, dapat mengurutkan boks, dapat mengangkat beban, mengikat arsip dengan kencang, menulis dengan rapi, mengelompokkan data, mengelompokkan fisik arsip, memisahkan bahan arsip dan non arsip, memahami maneuver berkas, memahami pemberkasan, mengetik, melakukan scanning, melakukan upload, dapat mengoperasionalkan internet, melakukan fotokopi.
Fisik petugas arsip menjadi penting untuk pekerjaan pemindahan arsip, penyusunan boks ke dalam rak, memasukan bahan non arsip kedalam karung. Mentalitas petugas arsip harus memiliki filosofi yang dalam mengenai arti bekerja, konsep beribadah dalam bekerja, kebiasaan bangun pagi, tidak menuntut dan mengharap penghargaan yang berlebih, sikap ulet, tahan untuk diremehkan orang lain karena apresiasi masyarakat mengenai kearsipan masih rendah, mempunyai kepuasan untuk memberikan informasi berdasarkan arsip, menghargai sejarah, suka dengan dokumentasi dan bertanggungjawab atas isi informasi arsip.
Pengalaman dalam proyek proyek penataan dan pembenahan arsip di Pusat Jasa Kearsipan ANRI, di Perusahaan penyedia jasa kearsipan, pernah ditempatkan di beberapa dan mengetahui kondisi gudang penyimpanan arsip.
4.4. Pengarahan dari Koordinator
Di Ditjen Migas, Pengarahan berdasarkan Standar Operasional Prosedur Kearsipan, belum dilaksanakan dengan baik. Selain keberadaan SOP Kearsipan, juga peranan organisasi tata laksana serta leading dari kepala sub bagian tata usaha yang kurang. Selama ini pengarahan dilaksanakan arsiparis untuk petugas kearsipan. Itu pun jika arsiparis tidak mendapatkan penugasan lain dari pimpinan.
Jenis pengarahan adalah teknis pengerjaan pemilahan, deskrepsi, pengetikan, pengolahan data, pemindahan arsip. Pengarahan untuk dapat berangkat kerja pagi, berdisiplin serta bertanggungjawab. Belum adanya forum brefing rutin dari koordinator maupun suba bag tata usaha.
4.5. Koreksi terhadap penyimpangan
Koreksi dilakukan jika dalam pekerjaan terjadi kesalahan. Koreksi pengetikan yang salah, koreksi informasi yang belum terketik, koreksi penyusunan boks arsip, koreksi salah dalam memberkaskan, koreksi dalam  penanganan duplikasi arsip. Koreksi teknis ini belum tersistem dan belum dijalankan dengan rutin.
Petugas arsip sering meninggalkan arsip dalam keadaan yang belum terattur dan terdata. sebisa mungkin pada tiap harinya perlu dikoreksi sehingga pada akhir masa kerja kelompok kerja tidak terdapat arsip yang sisa (belum dikerjakan)
5.                   REKOMENDASI
5.1. Dalam menjalankan manajemen untuk bidang kearsipan, ditjen migas belum bersungguh sungguh. Hal tersebut perlu diberikan perhatian dari pimpinan. Komitmen kepala sub bagian tata usaha dalam melaksanakan tugas nya untuk memberikan dukungan manajemen teknis untuk ditjen Migas.
5.2. Image bahwa sub bagian TU di Ditjen Migas merupakan posisi yang terbuang menjadikan level eselon IV ini kurang berfungsi dengan baik. Menurut catatan penulis, pergantian kepala sub bagian tata usaha yang kedua ini, malah kurang memberikan dorongan motivasi buat arsiparis. Untuk itu diperlukan orang untuk menjabat yang mau bekerja dan memahami posisi tata usaha sehingga dapat memberikan perhatian kepada bidang kearsipan
5.3. Keterbatasan jumlah arsiparis menjadikan kelompok kerja hanya berjumlah satu. Walaupun tingkat arsiparis berada di dalam jabatan terampil, penambahan arsiparis akan menambah kelompok kerja sehingga  lebih menampakkan manfaat dari bidang kearsipan di ditjen Migas.
5.4. Proyek kearsipan memerlukan dukungan anggaran sehingga dapat terawatnya arsip arsip dalam satuan boks. Semakin bertambah unit kerja eselon III yang dilayani, semakin memunculkan dukungan manajemen teknis ditjen migas. Keadaan saat ini, belum semua koleksi arsip menyentuh seluruh unit kerja. 40% seri arsip yang terkoleksi merupakan keadaan yang di[ergunakan untuk memacu agar bidang kearsipan lebih aktif dalam menarik hasil kegiatan administrasi yang 99% dalam bentuk kertas.
5.5. Masih banyak dijumpainya tumpukan arsip di ruangan unit unit kerja memperlihatkan kapasitas dari manajemen kearsipan di ditjen migas perlu diperbesar. Baik dalam perencanaan (anggaran), penambahan kelompok kerja, pengarahan dari setditjen Migas, pengawasan dari coordinator lapangan pada tiap harinya serta kualifikasi petugas arsip dengan pelatihan pelatihan
5.6. Perlu dilaksanakan pengkaderan dan menarik para peñata usaha, entri data di unit kerja eselon II lingkungan ditjen migas dalam jabatan arsiparis. Saat ini lebih dari 30 pegawai m jika mereka masuk dalam rumpun jabatan arsiparis akan lebih memberikan manfaat bidang kearsipan.
5.7. Belum dilaksanakan sasaran Kinerja Pegawai menjadikan par arsiparis mandul dalam memberikan kontribusi di bidang kearsipan. Pengkondisian kebutuhan manajemen teknis ditjen migas perlu dipikirkan sehingga para arsiparis tidak ditugaskan untuk jenis pekerjaan selain kearsipan.
5.8. Membawa perubahan paradigma archive management kepada paradigma pengelolaan informasi dan data secara menyeluruh. Sehingga bidang kearsipan bukan lagi sebagai unit penerima donor berupa arsip arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung. Jika yang ditangani adalah arsip yang masih dipergunakan secara langsung, maka bidang kearsipan akan lebih diapresiasi.


Rabu, 14 Agustus 2013

Tak Ada Dokumen Rahasia

Pada Bulan Juli 2012, Majelis Komisioner Komisi Informasi Pusat menjatuhkan putusan bahwa Daftar kontrak pertambangan yang beroperasi dinIndonesia dan salinan kontrak karya kerjasama pemerintah RI dengan PT Freeport Indonesia, PT Kalimantan Trimur Prima Coal, dan PT. Newmont Mining Cooperation, dan PT Chevron Pacific Indonesia, menyatakan sebagai informasi terbuka seluruhnya Pemohon, Yayasan Pusat Pengembangan Informasi Publik (YP2IP)


Dalil informasi yang tertutup, Kementerian ESDM Republik Indonesia, menyatakan kontrak karya kerjasama tersebut merupakan:
  1. Informasi yang dikecualikan (tertutup) berdasarkan Pasal 17 huruf d UU KIP juncto Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah dengan Undang-undang berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya.     
  2. “Kontrak kerjasama pemerintah dengan pihak ketiga bersifat confidential atau dirahasiakan berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata yang berlakulex specialis terhadap UU KIP dan isi kontrak dibuat oleh para pihak sebagai Undang-undang bagi pembuatnya.”
  3. Apabila kontrak kerjasama ini dibuka dapat mengungkapkan kekayaan dan atau cadangan sumber daya alam sektor ESDM yang tersedia, dapat  merugikan ketahanan ekonomi nasional dan hubungan dengan luar negeri, dan dapat membuka perioda  studi kelayakan (FS) yang sudah dilakukan oleh badan usaha.
Dalil dapat diakses/ketertutupan atas informasi tersebut, Mejelis Komisioner Komisi Informasi Pusat yang diketuai Ramly Amin Simbolon serta beranggotakan Henny S. Widyaningsih dan Amirudinmenyatakan bahwa:
  1. Pasal 1338 KUHPerdata, Majelis berpendapat pasal tersebut bukan mengatur mengenai kerahasian dokumen.  
  2. “Pasal 1338 KUHPerdata tersebut mengatur tentang berlakunya mengikat bagi para pihak bukan mengatur tentang kerahsiaan dokumen atau informasi terkait kontrak karena itu dalam kontrak tidak ada secara eksplisit menyatakan bahwa keseluruhan dokumen kontrak kerjasama yang dimohon tertutup bagi pihak ketiga,” terang Ramly Amin Simbolon.
  3. ketentuan yang ada dalam UU KIP tetap berlaku untuk informasi yang ada dalam kontrak kerjasama sepanjang tidak menyangkut informasi yang bersifat privat dan terikat ketentuan hukum perdata. 
  4. Alasan pengecualian informasi terkait cadangan sumberdaya yang terkandung di bumi Indonesia bila dibuka dapat mengungkapkan kekayaan alam, bukan termasuk kedalam pokok permohoan informasi terkait dokumen kontrak kerjasama,  sehingga tidak relevan dengan pertimbangan pasal 17 huruf d UU KIP.
sumber: www.komisiinformasi.go.id

AKSES ARSIP


Sudah tidak ada alasan lagi bagi badan pulik untuk tidak memberikan salinan dokumen terkait penyelenggaraan badan publik kepada pemohon informasi. 

Dalil untuk menangkis keterbukaan informasi buat publik, banyak dipatahkan. Misalnya dalil mengenai akan menimbulkan gangguan terhadap persaingan usaha yang sehat, tidak serta merta langsung mematahkan akan sifat keterbukaan informasi tersebut. contohnya angka prosentase hasil negosiasi yang tertuang dalam kontrak kerjasama bersifat terbuka karena tidak dalam proses negosiasi.

Berikut merupakan catatan mengenai arsip atau salinan dokumen yang akan diakses oleh pemohon informasi.
  1. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan berita acara serah terima I dan berita acara serah terima II Kegiatan desa Mandiri Energi Tahun Anggaran 2010 pada Ditjen Ketenagalistrikan KESDM;
  2. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan berita acara serah terima I dan berita acara serah terima II serta Rekapitulasi realisasi pengadaan, nama pelaksana ,lokasi  untuk jenis Kegiatan Sumur Pantau Tahun Anggaran 2010  pada Ditjen Minerba;
  3. Daftar Kontrak Pertambangan dan Migas yang beroperasi di Indonesia, Salinan Kontrak Karya Pemerintah Indonesia dengn Freeport, Kaltim Prima Coal, Newmont, Chevron Pacific Indonesia pada Sekretariat Jenderal KESDM;
  4. Daftar Kontrak Pertambangan dan Migas yang beroperasi di Indonesia, Salinan Kontrak Karya Pemerintah Indonesia dengan Chevron Pacific Indonesia pada SKK Migas (eks BPMigas) dengan menghitamkan informasi lokasi yang menyebut nama tempat.

Kamis, 01 Agustus 2013

PENGOLAHAN DAFTAR ARSIP SECARA TEMATIK

  1. 1.   DASAR HUKUM

Peraturan Kepala ANRI nomor 26 tahun 2011 tentang Tata Cara Penyediaan Arsip Dinamis Sebagai Informasi Pubik mendasarkan pada ketentuan perundangan tentang keterbukaan informasi publik dan tentang kearsipan.
  1. 2.   LATAR BELAKANG

Selama ini penataan arsip hanya menghasilkan daftar arsip inaktif. Penataan belom dimanfaatkan secara optimal. Arsip ditata untuk disimpan kurun waktu tertentu sebelum dihapuskan. Daftar arsip dipergunakan untuk mencari jika sewaktu waktu dibutuhkan. Di Ditjen Migas, rata-rata penelusuran arsip sering ditemukan pada arsip SP2D (arsip Keuangan) untuk kebutuhan pemeriksa baik auditor internal atau eksternal. Daftar arsip inaktif belom diolah arsip secara tematik untuk kebutuhan pelayanan informasi publik.
  1. 3.   HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan adalah menyerahkan pengolahan daftar arsip inaktif ke pusat pelayanan informasi publik. Melalui nota dinas dari unit kearsipan ke unit infomasi hukum dan pengelolaan informasi Ditjen Migas menyampaikan hasil pengolahan secara tematik untuk dijadikan referensi dalam pelayanan informasi publik.
  1. 4.   TELAAHAN

Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan isi informasi arsip yakni mengenai penentuan tema, keberadaan arsip, dan menguraikan isi informasi serta pembatasan  selama enam bulan dalam anggaran berjalan.
4.1.       Penentuan Tema
Berdasarkan isu yang berkembang terdapat salah satu contoh kasus berikut. Pernyataan untuk melindungi hak- hak bisnis atau persaingan usaha, Ditjen Migas masih menutup informasi mengenai perusahaan yang telah mendapatkan ijin atau rekomendasi. Jika menilik bentuk naskah, perijinan berbentuk Surat Keputusan. Klasifikasi naskah dinas penetapan adalah terbuka untuk publik. Contoh lain adalah kontrak kerjasama minyak saja disengketakan untuk terbuka, maka ijin dan rekomendasi tersebut bisa jadi dapat bersifat terbuka. Keputusan komisi informasi mengenai sengketa informasi mengenai kontrak kerjasama masih dalam proses. Saat ini kepentingan bisnis saja masih belum dapat mematahkan hak mendapatkan informasi publik.
Isu apakah yang menarik sehingga dapat merumuskan tema. Selama ini isu paling hangat di kearsipan adalah adakah arsip yang tertua. Isu isu mengenai akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara.

Tema apakah yang menarik yang dapat dikonsumsi oleh publik. Publik Ditjen Migas ada dua, yakni publik di luar kantor dan publik di dalam kantor (pegawai pejabat sampai dengan auditor).
4.2.       Keberadaan Arsip
Keberadaan arsip Ditjen Migas berada di central file masing masing direktorat, di bagian umum dan kepegawaian sebagai record center 2, di ruang sewa, dan di Pusat Arsip KESDM.  Memperhatikan keberadaan arsip berarti mengkaitkan dengan keutuhan informasi. Untuk itu keberadaan arsip Ditjen Migas, masih memerlukan perhatian dari segi tenaga pelaksana karena yang ada di unit pengolah hanya berupa daftar surat masuk dan surat keluar. Untuk daftar isi berkas, belum terdapat pelaksana yang menanganinya.
4.3.       Mengurai isi informasi
Yang ketiga dalam telaah ini adalah melakukan penguraian isi informasi arsip. Karangan apa yang perlu dituangkan sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan tema. Penulis berusaha mencontohkan mengenai dokumen pengadaan. Dalam dokumen pengadaan terdapat beberapa hal tentang keberadaan maupun fungsi fungsi yang menjalankan sehingga menjadi datu pertanggungajwaban yang utuh. Jika standarnya kalimat terdapat subyek, predikat dan obyek sampai dengan keterangan. Maka karangan tentang uraian infomasi harus menjelaskan hal tersebut.
Dokumen pengadaan yang berada di pejabat pengadaan/pokja. Informasi apakah yang terkait proses pemilihan penyedia jasa. Kemudian dokumen pengadaan serta pekerjaan beralih ke pejabat pembuat komitmen. Memang memerlukan banyak waktu dan perhatian sehingga setiap lembar per lembar dokumen yang dihasilkan harus lengkap. Siapakah pemenang untuk pekerjaan A, apakah dasar pemenangan, bukti apakah yang memenangkan, bagaimanakah bentuk kontrak perjanjian pekerjaan, dan sampai dengan ke pejabat penandatangan SPM terkait dengan permbayaran.
Proses pengolahan intinya adalah menghubungkan keutuhan informasi. Satu keutuhan informasi itu indikatornya apa y? jika satu surat bersama lampirannya trus ditindaklanjuti menjadi naskah yang diharapkan, apakah sudah menjadi satu kesatuan informasi?
4.4.       Pembatasan enam bulan anggaran berjalan
Pembatasan waktu selama 6 (enam) bulan terhitung selama anggaran berlangsung ini menjadi menarik. Karena untuk arsip inaktif yang diserahkan ke record center terkait dengan tingkat kesadaran unit kerja dalam menyerahkan arsipnya.  Bahkan untuk penyerahan tidak beserta daftar arsipnya. Disini sangat dibutuhkan ketersediaan pegawai untuk dapat memenuhi pembatasan waktu tersebut.
Selain itu stigma diantara para pegawai untuk menyimpan arsipnya masih sangat tinggi. Para pejabat dan pegawai masih mempertahankan arsipnya berada di kolong kolong meja untuk mengantisipasi kebutuhan akan informasi.
  1. 5.   REKOMENDASI


Tulisan ini merekomendasikan bahwa untuk mendukung pelayana public yang optimal, maka diperlukan perhatian dari para pejabat. Perhatian tersebut dalam bentuk alokasi pembeayaan dan atau tenaga untuk membuat daftar isi berkas di unit kerja atau tiap direktorat. Berkas yang selesai dalam tindak lanjut, sebaiknya untuk segera di serahkan ke records center

Selasa, 30 Juli 2013

Penggunaan Kertas untuk Arsip Permanen

Tesis Saudara Lukman dalam memperoleh gelar Magister Humaniora / M.Hum di Universitas Indonesia pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi menjadi menarik bagi saya karena terkait profesi sebagai arsiparis. Tesis tersebut mempunyai latar belakang preservasi arsip melalui metode pencegahan /preventif (penentuan penggunaan kertas). Tesis yang berjudul Tinjauan Kesiapan Penggunaan Kertas Permanen untuk Arsip bernilai guna tinggi membahas dan megkaitkan antara kebijakan pemerintah melalui instansi pembina kearsipan yakni ANRI dan kesiapan produsen (pabrik kertas) serta para penggunanya.


Kualifikasi arsiparis untuk dapat merawat arsip kertas masih perlu ditingkatkan. peningkatan melalui memperluas wawasan salah satunya dengan membaca deskrepsi Tesis Saudara Lukman ini.

Pandangan masyarakat mengenai penggunaan kertas menjadi teruji ketika kejadian bencana trsunami di Aceh. Surat surat tanah yang seharusnya dan memang berumur panjang, tidak terbuat dari kertas yang bagus. bandingkan dengan surat undangan suatu pernikahan, kertas yang dipergunakan, adalah kertas yang lebih berkualitas. pada akhirnya, surat tanah menjadi gampang rusak atau sulit untuk dilakukan preservasi.

Di bidang penerbitan, penggunaan kertas bebas asam pun menjadi primadona agar kelihatan buku elit dan terbatas. Kertas bebas asam adalah kertas yang baik untuk arsip permanen.

Saudara Lukman membahas mengenai penentuan kebijakan dari pemerintah (ANRI) melalui keputusan Kepala ANRI nomor 04 tahun 2000 tentang Penggunaan Kertas untuk Arsip yang Bernilai Guna Tinggi.

Sebelas tahun setelah adanya keputusan termaksud, kembali kepala ANRI mengeluarkan kebijakan dalam suatu Peraturan. PERKA ANRI Nomor 30 tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Kertas untuk arsip permanen sebagai usaha menjalankan UU nomor 43 tentang Kearsipan tahun 2009 pasal 32 bahwa pencipta arsip dan lembaga kearsipan menyediakan sarana dan prasarana kearsipan sesuai standar. salah satu sarana termaksud adalah kertas dan penggunaannya.

Tesis tersebut mempunyai tujuan untuk dapat dipergunakan oleh produsen pembuat kertas atau pemerintah dalam pembuatan Standar Nasional Indonesia (SNI). Persyaratan minimum standar kertas sesuai PERKA ANRI nomor 30 tahun 2011 antara lain adalah a. Kekuatan minimum kertas, diukur dengan parameter kekuatan sobek; b. Kandungan minimum bahan pengisi (seperti kalsium karbonat) yang dapat menetralkan asam, diukur oleh parameter alkali reserve; c. Kandungan maksimal bahan-bahan yang mudah teroksidasi pada kertas, diukur dengan parameter bilangan kappa; d. Maksimum dan minimum nilai keasaman dari ekstraksi dingin kertas.






Senin, 22 Juli 2013

DOKUMEN PENGADAAN

I.             LATAR BELAKANG

Prinsip penataan arsip atau dokumen dilaksanakan dengan mengembalikan dokumen pada aturan asli dan berdasarkan asal usul. Seorang arsiparis dituntut untuk dapat menjalankan prinsip tersebut. Dokumen pengadaan memiliki asal usul dari proses pengadaan oleh ULP, PPK, dan POkja. Jika dokumen telah diketahui asal usulnya, maka yang dilakukan selanjutnya adalah dengan mengembalikan pada aturan asli. Memahami proses pengadaan yang terkait dengan dokumen pengadaan merupakan jalan bagi arsiparis yang dapat ditempuh untuk mengembalikan pada aturan asli.



II.            MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah agar arsiparis tidak salah dalam melakukan penataan. Akhirnya pada hasil penataan dokumen pengadaan dapat memberikan informasi serta menjaga nilai kearsipan. Nilai kearsipan termaksud adalah nilai administrasi dan nilai audit pada kemudian hari. Sehingga sifat autentik dan keterpercayaan serta reabilitas dari arsip atau dokumen pengadaan dapat diwujudkan.

III.          TINJAUAN PUSTAKA
Dasar yang dipergunakan penulis adalah PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 tentang PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH. Sedangkan untuk mempertajam analisa, penulis mempergunakan tinjauan lapangan dari kondisi yang ditemui arsiparis dalam penataan dokumen pengadaan di Ditjen Migas.

IV.          RUMUSAN MASALAH
Tulisan ini merumuskan permasalah yakni ” Bagaimanakah gambaran umum tentang dokumen pengadaan barang dan jasa pemerintah?”

V.           PEMBAHASAN
Definisi dari dokumen pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan.

Ruang lingkup dokumen pengadaan antara lain adalah Penyusunan, ,jumlah, isi dan penjelasan isi, bahasa, penulisan, masa berlaku, penyampaian/pemasukan/pengiriman  pendaftaran dan pengambilan, penandatanganan, dan dokumen sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi penawaran.

Jenis Dokumen pengadaan yaitu dokumen kualifikasi , dokumen pemilihan dan rancangan surat perjanjian, serta surat Perintah Kerja untuk penunjukkan langsung atau pengadaan langsung.

Dokumen kualifikasi digunakan sebagai pedoman untuk memenuhi kualifikasi sesuai yang dipersyaratkan. Isi dokumen kualifikasi yakni formulir  yang disertakan petunjuk pengisian, instruksi , lembar data, tata cara evaluasi dan pakta integritas. Tata cara penyampaian dokumen kualifikasi terdapat dalam instruksi.

Dokumen pemilihan ditetapkan oleh PPK dan Pokja. Untuk isi Dokumen pemilihan yang ditetapkan oleh PPK yakni Syarat Kontrak (umum dan khusus), spesifikasi teknis, KAK, daftar kuantitas dan harga, dan rancangan SPK. Untuk isi yang ditetapkan oleh Pokja yakni undangan, pengumuman, instruksi, bentuk surat penawaran, bentuk jaminan dan contoh2 formulir isian.

Di dalam dokumen pemilihan terdapat dokumen penawaran. Dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga (satu asli dan satu rekaman) yang telah diparaf oleh pokja Pemasukan dokumen penawaran terjadi pada tahap pemilihan penyedia. Dokumen penawaran akan diperiksa dan dibandingkan dengan pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan pada dokumen pemilihan. Dokumen penawaran tidak diperkenankan untuk dilakukan pengubahan, penambahan, penggantian dan pengurangan setelah batas akhir pemasukan penawaran.

Dokumen pemilihan beserta addendum, BAPP, BAHP dan dokumen penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan I dan 2 merupakan data pendukung penetapan pemenang. Dokumen penawaran dari pemenang harus diparaf oleh Pokja dan saksi penyedia.

Rancangan surat perjanjian atau Kontrak terdiri dari pokok yakni pembukaan, isi, dan penutup. Pembukan kontrak yakni judul, nomor, tanggal, kalimat pembuka para pihak, latar belakang. Isi kontrak terdiri atas pernyataan sepakat, harga kontrak, sumber biaya, pernyataan satu kesatuan dokumen, pernyataan pertentangan, pernyataan persetujuan membayar dan persetujuan melaksanakan pekerjaan, kapan mulai berlaku efektif. Penutup kontrak berisikan mengenai pernyataan menaati peraturan perundangan dan tanda tangan para pihak setelah tanggal Surat Penunjukkan Penyedia yang dibubuhi materai

Dokumen lainnya yang merupakan bagian dari kontrak atau merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yaitu, SPPBJ, dokumen Penawaran beserta addendum jika ada, Spesifikasi Umum dan khusus, gambar-gambar brosur, daftar kuantitas dan harga, jaminan pelaksanaan dan dokumen lain yang diperlukan.

VI.          KESIMPULAN
Kesimpulan pada tulisan ini adalah gambaran dokumen pengadaan dapat diketahui dengan memahami definisi dan ruang lingkup serta jenis jenis dokumen pengadaan.  Ruang lingkup dokumen pengadaan pada tulisan ini merupakan pendapat atau rumusan dari pribadi penulis.

Sesuai dengan pemahaman penulis mengenai peraturan presiden tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, dokumen pengadaan dibahas dan tertulis dalam beberapa bagian pengadaan. Pembahasan dan penulisan dokumen tersebut yakni penyusunan dokumen pada bagian persiapan, penetapan metode penyampaian dokumen pada bagian pemilihan sistem pengadaan, bagian tersendiri tentang penyusunan dokumen pengadaan, pendaftaran dan pengambilan dokumen pada bagian pelaksanaan, serta pemasukan dokumen penawaran pada bagian pelaksanaan.
VII.        REKOMENDASI


Penulis merekomendasikan bahwa untuk memperoleh gambaran lebih lanjut tentang dokumen pengadaan perlu dilakukan indentifikasi dokumen masing - masing baik secara prakualifikasi maupun secara pasca kualifikasi berdasarkan metode yang ada.

Minggu, 21 Juli 2013

Dokumen Pengadaan “Lelang”

 Beberapa arsip yang dihasilkan dari proses pengadaan “lelang” yakni
  1.  Pengumuman Pelelangan Umum
  2. Catatan tentang pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi
  3. Dokumen kualifikasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh perusahaan peserta lelang
  4. Tanda terima dokumen kualifikasi
  5. Daftar peserta yang lulus kualifikasi
  6. Surat dan jawaban sangahan (jika ada)
  7. Undangan pengambilan dokumen pemilihan kepada peserta yang lulus kualifikasi
  8. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) dokumen pemilihan yang ditandatangani oleh Pokja dan perwakilan perusahaan
  9. Dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga(1 asli dan1 rekaman) yang telah diparaf oleh pokja
  10.  Berita acara evaluasi administrasi dan teknis
  11. Pengumuman peserta yang lulus evaluasi
  12. Berita acara pembukaan penawaran ditandatanganni oleh pokja dan 2 saksi yang dilampiri dokumen penawaran
  13. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) ditandatangani oleh pokja
  14. Surat penetapan pemenang berdasarkan BAHP
  15. Pengumuman pemenang


Sebagai data pendukung untuk menetapkan pemenang akan berisikan dokumen pemilihan beserta addendum, BAPP, BAHP dan dokumen penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan I dan 2. Dokumen penawaran dari pemenang harus diparaf

Masih menjadi perdebatan masa simpan dokumen lelang. Belum adanya peraturan JRA fasilitatif yang menuangkan seri dokumen lelang. Pertumbuhan dokumen lelang sangat tinggi. Nilai pemeriksaan atau audit menjadikan dasar dokumen lelang disimpan. Para panitia pengadaan barang dan jasa atau menurut prepres 28 tahun 2012 disebut dengan pokja sebagai pelaksana menyerahkan kepada user atau penanggungjawab kegiatan pada satu tahun setelah kegiatan terkait selesai ditenderkan.

Susunan dan histori dokumen lelang menceritakan proses pengadaan. Mulai dari pengumuman pengadaan sampai metode pelelangan. Hingga berakhir pada diputuskannya pemenang tender. Dokumen lelang terdiri dari dokumen administrasi dan dokumen prakualifikasi serta dokumen harga dan beaya dari masing masing peserta lelang. Dokumen terdiri dari 3 rangkap yakni 1 asli dan 2 rekaman. Yang termasuk dalam kategori dokumen lelang adalah dokumen dari perusahaan yang masuk kedalam daftar pendek. Sedangkan berkas pengadaan berisikan kronologis proses yang merupakan rekaman dari panitia atau pokja dalam melaksanakan proses pelelangan.

Nilai audit terkandung di dalam dokumen lelang karena dokumen tersebut untuk mendukung proses pemeriksaan baik internal (itjen) maupun eksternal (BPK). Pemeriksa akan menanyakan kepada panitia pengadaan/pokja perihal pemenangan suatu perusahaan dengan dukungan bukti bukti.

Selain nilai audit, dokumen lelang memiliki nilai hukum. Dokumen lelang akan membuktikan fair dan tidaknya proses pemilihan rekanan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Nilai hukum terkandung dalam penyidikan yang dilakukan oleh para penegak hukum. Contohnya Penyidik KPK menyambangi gedung penyimpanan arsip kemenpora terkait kasus hambalang didasarkan. Contoh lain adalah penyidik dari mabes POLRI membawa dokumen lelang setelah memeriksa gedung Ditjen Migas untuk kasus konversi mitan.

Pengelolaan arsip lelang memang memberatkan, karena kuantitasnya yang sangat banyak. Palagi jikalau masih harus menyimpan arsip lelang untuk peserta yang tidak masuk dalam daftar pendek. Namun demikian, proses nilai audit dan nilai hukum yang melekat pada dokumen lelang, menjadi dasar penanggung jawab kegiatan untuk menyimpannya.

Pada perkembangannya, dokumen lelang akan berbentuk soft file. Bentuk bermediakan magnetic dalam format pdf. Bentuk dokumen lelang ini merupakan konsekuensi dilaksanalan e-procurement atau kemudian disebut dengan pengadaan secara elektronik.

Pengelompokkan dokumen lelang berdasarkan kepanitiaan lelang. Sebelum terbentuknya kelompok kerja pengadaan, panitia lelang menjadi pelaksana yang terdiri dari ketua, sekretaris dan para anggota.

Kepanitiaan pengadaan melalui metode lelang, pada ditjen migas dikelompokkan berdasarkan unit eselon II. Selain pengelompokkan berdasarkan unit eselon II, di ditjen migas terdapat program program pelaksanaan anggaran utama antara lain Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi, Pembangunan Infrastruktur Gas untuk Transportasi, dan pendistribusian LPG 3 Kg.

Para panitia lelang sering memberikan kode sesuai dengan jenis pekerjaan. Kode JK untuk pekerjaan Jasa konsultansi. Kode JL untuk pekerjaan Jasa Lainnya.

Rabu, 10 Juli 2013

PERALATAN KEARSIPAN

TALI RAFIA. menyatukan berkas yang memiliki kesatuan kegiatan/isi/struktur dengan kegiatan mengikat.  Bagi seorang arsiparis dan petugas arsip, mengikat merupakan kesenangan sendiri. Mengikat dokumen dilakukan tidak sembarangan lo....selain harus kuat, rapi dan menjaga dokumen agar gak tercecer dan rusak, ikatan harus dapat dilepas kembali tanpa harus memotong tali ikatan. KENAPA HARUS DIIKAT?....karena gak ada staples/binder klip yang besar heheheh...ato mosok harus dijilid (mahal tau...)

KARUNG. Selain para penjual di pasar grosiran, para arsiparis atau pertugas kearsipan pun memerlukan karung. Karung untuk memindahkan arsip dari unit pencipta ke ruang pengolahan, karung diperlukan untuk menampung duplikasi. karung untuk memuat arsip yang akan dimusnahkan. Jika gak ada karung, maka kerja serasa kurang gitu.....krn ketika sudah pusing dan lelah dalam memilah, karung adalah tempat tinggal terakhir dari tumpukan2 berkas, hehehehe....... Semangat muncul ketika sudah berkarung karung duplikasi yang dikumpulkan, itu berarti bisa makan bersama iya gk sih hehehehe...... begitu gak ada karung, kerja bisa stag dan gak bergerak dinamis...
ROL OPEC / almari arsip, bisa juga rak statis. pengelolaan arsip yang intinya adalah menyimpan arsip untuk waktu tertentu sangat dipengaruhi oleh space penyimpanan. salah satu space tersebut terdapat di dalam rol opec. bayangkan, penataan arsip yang meproduksi ber bok boks arsip, tanpa adanya space penyimpanan, trus gemanaaaa....... akankah boks boks arsip itu ditumpuk tumpuk keatas. Bisa jadi tumpukan yang lama akan merusak boks, trus peyot trus rubuh deh, berantakan lagi..... space penyimpanan harus tersedia, jika proses penataan masih berlangsung.

BOKS ARSIP. gambar disamping sudah jarang kita temukan. gambar tersebut menunjukan boks arsip ukuran kecil yakni 10 cm. bukan terbuat dari bahan karton. bahannya hampir mirip seperti odner gitu.....kalo ngomongin standarisasi sesuai dengan peraturan KA ANRI, ya memang sudah tidak standar sih....krn boks arsip yang standar itu berbahan dasar karton. boks berbahan karton masih murah ketimbang boks sebagaimana gambar disamping. Boks penyimpan arsip terkait tingkat keasaman, bukan karena bagus dan kuatnya saja.


Di market market yang bersifat swalayan, kita sering liat berjejer container berukuran jumbo. Container besar menjadi inspirasi para pengelola dokumen lelang untuk menyimpan dokumen. Bentuk dokumen lelang bermediakan odner - odner menjadi muat untuk dimasukan di dalam kontainer. Container tersebut ditumpuk / disusun keatas dan diberi label nomor atau kode.
Container dapat dipergunakan jika memiliki gudang yang luas. karena container memerlukan ruangan yang lebar. Jika container dipergunakan di gedung bertingkat, maka akan menyebabkan ketidakefisienan dalam penyimpanan. Efisiensi ruang dan space penyimpanan dapat diwujudkan dengan  mempergunakan boks arsip bukan dengan container jumbo.