Salah
satu permasalahan birokrasi adalah ketatalaksanaan. Tata laksana perkantoran
berlapis lapis sesuai dengan level organisasi. Dalam setiap level terdapat
mekanisme yang sangat bergantung dari keberadaan orang dan pejabat. Contohnya
untuk tata laksana surat dinas, permasalahan yang sering timbul adalah waktu
yang diperlukan untuk menindaklanjuti surat memerlukan waktu yang lama. Pengurusan
surat surat di birokrasi lama. Keterukuran (cepat, simple, dan handal)
pengurusan surat di birokrasi pemerintahan belum dapat diwujudkan.
Permasalah
tersebut kemudian dikembangkan, didefinisikan dan dicarikan pemecahannya.
Outputnya bahwa permasalahan tata laksana persuratan dan kearsipan perlu
mendapatkan perhatian. Oleh karena itu dalam agenda reformasi birokrasi, Pemanfaatanteknologi informasi komputer (TIK) untuk menjawab permasalahan termaksud.
Walaupaun
telah menjadi agenda reformasi birokrasi, namun perhatian dengan pemanfaatan
teknologi informasi computer bukan serta merta dapat dilaksanakan kepada
seluruh lembaga. Setiap lembaga dapat membuat kebijakan untuk internal
organisasinya lebih komprehensif. Jika hanya tuntutan agenda reformasi birokrasi
dan tidak dilihat secara detil pada tahapan penentuan kebijakan, maka kebijakan
pemanfaatan teknologi komputer dalam persuratan dan kearsipan akan menjadi sia
sia. Pembuatan aplikasi tata naskah dinas elektronik atau sistem informasi
kearsipan (e-arsip) menjadi tak berguna.
Tuntutan
sektor swasta dan masyarakat agar pengurusan surat di birokrasi pemerintahan
agar mudah simple handal merupakan inti permasalahan. Dalam memproses tuntutan
swasta dan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan mendekatkan akibat dari
penyebabnya. Jika akibat adalah proses pengurusan surat yang berbelit, belit
apakah yang menjadi penyebabnya?. Apakah penyebabnya ketidak adanya kejelasan
prosedur?. Apakah penyebabknya level organisasi yang terlalu panjang yang harus
melawati meja ke meja?. Apakah penyebabnya tidak memanfaatkan teknologi
informasi computer?
Penulis
berpendapat bahwa sebelum output untuk mengatasi permasalahan berbelit belitnya
atau lama dalam pengurusan surat dengan pemanfaatan teknologi informasi
computer (TIK), perlu dilakukan formulasi yang komprehensif. Formulasi adalah
kegiatan pengembangan rencana dan metode guna mewujudkan tindakan penyelesaian
masalah. Siapakah actor yang akan berperan dalam formulasi tersebut?
Actor
pelaksana pengurusan surat dan kearsipan adalah pengadministrasi umum dan
arsiparis. Badan usaha yang mengurus surat di birokrasi. Aktor pemangku
kepentingan adalah para pejabat yang menandatangani surat dan lembaga yang
memiliki tugas dan fungsi. Pemroses pekerjaan yakni jabatan fungsional umum di
unit kerja termaksud. Formulasi dapat berjalan lama bukan hanya sesaat. Proses
tetap yang berulang dalam pengurusan surat dan kearsipan secara rutin
disandingkan dengan permasalahan pengurusan surat dan arsip di birokrasi yang
berbelit. Usulan atas permasalahan tersebut dimunculkan dimulai dari aktor
(pelaku).
Anggap
permasalahan besar adalah berbelit belitnya pengurusan surat. Apakah penyebab
yang terjadi di pelaksana yakni pengadministrasi umum dan arsiparis? Menggali
penyebab atas permasalahan besar sehingga memunculkan permasalahan baru. Apa
saja penyebab di pemangku jabatan yang menandatangani? Apa penyebab proses yang
dialami oleh pejabat fungsional umum terkait?
Pada
tahap formulasi, akan terlihat apakah memang pemanfataan teknologi informasi
computer untuk tata laksana surat dan arsip merupakan penyebab dari
permasalahan berbelit belitnya pengurusan surat di birokrasi pemerintah.
Penulis berpendapat bahwa Kesalahan umum dapat terjadi karena alternatif solusi “ pemanfataan teknologi informasi computer” dikarenakan diambil bukan
dari sumber pengembangan alternative.
Alternatif solusi seyogyanya berasal dari sumber yang benar. Sumber tersebut adalah pihak
yang berwenang untuk menandatangai surat (sebagai syarat syahnya surat).
Melalui sumber orang yang berwenang inilah, dapat dikembangkan alternative
untuk mengatasi permasalah “berbelit belitnya pengurusan surat di birokrasi”.
Sumber kedua adalah wawasan dari para ahli untuk memberikan penilaian. Sumber
ketiga adalah metode analisis yang inovatif. Yang keempat adalah teori ilmiah.
Sumber
yang lain seperti motivasi (nilai nilai dari actor pengurusan surat, masyarakat
dan swasta), kasus di lembaga pemerintah lain dan bahkan kasus pengurusan surat
di Negara lain, dan teori teori mengenai kode etik.
Preferensi
yang terlalu dini jika pemanfaatan teknologi informasi computer harus
dipaksakan sebelum para actor siap. Pemahaman teknologi oleh pengadministrasi
umum, para pejabat yang menandatangani surat, hubungan kerja para pemroses
surat (pejabat fungsional umum), bagaimana distribusi pekerjaan dilakukan,
apakah metode distribusi pekerjaan memang mengalami kelambatan karena tak
memanfaatkan computer? Apakah kepentingan penandatangan surat sangat komplek
sehingga memerlukan waktu yang lama?
Untuk
itulah, perlunya evaluasi sehingga dapat menemukan penyebab yang pasti dari
berbelit belitnya pengurusan surat. Suatu teknologi yang dipaksakan untuk
dipake, malah akan memunculkan permasalahan lain. Upgrading penguasaan
teknologi informasi computer pada pengadministrasi umum dan arsiparis sebagai
operator, perlukah dilakukan?. Apakah fasilitas kantor berupa koneksi dan
perangkat computer telah dipergunakan unit kerja seluruh level? yang dapat
mendukung. Tingkat kesulitan dalam pemrosesan surat untuk pejabat yang
melaksanakan secara langsung (pejabat fungsional umum) apakah hanya nilai yang
dipunyai yakni memperlama. Metode dengan buku agenda, buku ekspedisi, disposisi
sebagai distribusi pekerjaan dituangkan para pejabat di lembar kertas pada
setiap levelnya apakah juga membuat lama/berbelit belit?
Evaluasi
efektifitas dari pemanfaatan teknologi termaksud, apakah yang diinginkan telah
dicapai?, evaluasi efisiensi pemanfaatan telnologi, seberapa banyak usaha yang
dilakukan, Adanya unsure supra struktur yakni budaya dan kebiasaan, apakah
kebiasaan penggunaan computer itu, apakah hanya buat hiburan ataukah proses
penyelesaian pekerjaan?, unsure infrastruktur koneksi dan perangkat lainnya. Evaluasi
ketepatan, apakah memang pemanfatan teknologi sudah benar benar berguna atau
bernilai?
Kesimpulan,
penulis berpendapat, solusi pemanfatan teknologi informasi (TIK) pada bidang
pengurusan surat dan kearsipan masih terlalu dini untuk dilakukan. Hal tersebut
masih perlu formulasi dan evalusi dengan keterlibatan seluruh actor actor
(pengadministrasi umum, arsiparis, pejabat yang berwenang, pejabat pemroses
pekerjaan). Tak lupa keterlibatan sector swasta sebagai pengguna layanan dan
masyarakat sebagai control.
Sehingga
evaluasi menghasilkan revisi solusi yang dimaksud. Efektivitasm efisiensi,
kecukupan, perataan, responsive dan ketepatan. Tak perlulah menjadi gagap
teknologi kalo memang belom siap, yang diperlukan adalah isu isu permasalahan
dibahas secara rutin dan menjadi program kerja tetap sehingga ketika memang
sudah siap, maka dapat dilaksanakan.