tumpukan arsip kertas |
Sampai saat ini, khasanah dan koleksi arsip di ruang arsip mayoritas bermediakan kertas baik di
lembaga pemerintah, maupun masyarakat dan swasta. Teknologi dan peradaban manusia yang bisa dibilang maju, masih mengandalkan media kertas ketimbang media lain. Teknologi mesin pencetak yang biasa
disebut dengan printer, menjadi laris dan banyak versi diproduksi demi
kemudahan para pengguna. Arsip di birokrasi pemerintahan, arsip di badan usaha
baik pemerintah maupun swasta sampai di masyarakat mempergunakan arsip kertas. Perkembangan teknologi bukan mengurangi
penggunaan kertas dalam penuangan informasi dan rekaman kegiatan, namun justru
meningkatkan pertumbuhan arsip / rekaman kegiatan termaksud.
Kemudahan dalam membaca rekaman kegiatan dan informasi yang termuat di
dalam arsip , menjadi salah satu dasar penggunaan kertas masih belum bisa
menggeser penggunaan media bentuk lain seperti media pita magnetic, CD, DVD,
hardisk, Flash disk, disket, dan penyimpanan berbasis web (server). Selain
kemudahan dalam membaca (dapat dimana saja dalam kondisi apapun, serta tidak
tergantung dengan mesin pembaca), sifat teknologi yang mudah berganti,
menjadikan kertas masih popular dipergunakan sebagai media simpan. Birokrasi
pemerintah masih mengandalkan surat bermedia kertas bukan email sebagai sarana
komunikasi kedinasan. Raport pelajar bermediakan kertas, skripsi mahasiswa
bermediakan kertas, bimbingan tesis dengan dosen dicetak memakai kertas.
arsp kertas rusak |
Oleh karena hal - hal tersebut diatas, arsiparis akan kebanjiran arsip
bermediakan kertas, menjadi tuntutan para arsiparis agar arsip kertas dapat
bertahan lama. Peran arsiparis untuk merawat arsip kertas dapat dimulai dari
tahap penciptaan arsip, penggunaan arsip, penyusutan arsip. Kebutuhan
pengetahuan dalam perawatan kertas, sudah menjadi hal pokok yang harus dipenuhi
para arsiparis agar perawatan arsip dapat dilaksanakan secara maksimal.
Pengetahuan umum menganai factor factor penyebab kerusakan kertas harus
dipahami agar penentuan metode dan prosedur dalam perawatan arsip kertas dapat
efektif dan efisiean dalam sudut pandang pembeayaan. Beaya yang murah dalam perawatan
arsip kertas dihasilkan dari pemahaman penyebab penyebab kerusakan arsip
kertas. Atau kemudian tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk merawat arsip
kertas.
Faktor – faktor yang menyebabkan kerusakan arsip kertas antara lain
adalah sumber keasaman di dalam kertas, tinta, faktor fisika (cahaya, suhu dan
kelembapan udara, partikel debu), faktor kimia yang berupa polusi udara, faktor
biota yang berupa jamur, serangga dan binata pengerat, faktor penggunaan dan
penanganan yang salah seperti perpindahan, pemakaian oleh peminjam, fotokopi,
dan bencana alam.
bubur kertas |
Pada awal tahun 2013 ini, beberapa musibah bencana kebakaran terjadi di
Jakarta. Bencana alam banjir selalu menjadi ancaman pada tiap tahunnya di
Jakarta. Kasus kebakaran Kementerian Hukum dan HAM, menurut beritanya, ruang arsip menjadi kambang hitam munculnya
api. Penempatan ruang arsip yang berada di basement, menjadikan arsip mudah
dikambing hitamkan sebagai munculnya api. Bajir melanda ruang arsip kantor KPK,
hal itu juga disebabkan ruang arsip berada di basemen. Masih banyak lembaga
lembaga baik birokrasi maupun badan usaha yang menempatkan ruang arsip berada
di basement.
Penggunaan arsip oleh tim auditor. Penggunaan oleh tim penyusun laporan
asset. Penggunaan dalam rangka evaluasi dokumen administrasi. Penggunaan dalam
rangka efektifitas akses sehingga arsip mudah untuk dilubangi. Arsip tidak
dikembalikan pada berkas sebelumnya. Arsip ditinggalkan begitu saja di ruang
tim audit, di ruang baca, di ruang kerja sehingga bercampur dengan berkas lain,
atau lupa menaruh berkasnya, hingga keberadaan serta kelengkapan menjadi
terancam.
rol opeck |
Kesimpulannya adalah para arsiparis memulai menciptakan program dan
secara aktif melakukan usaha usaha dalam rangka mencegah timbulnya kerusakan
arsip kertas. Program tersebut dapat berupa membuat prosedur prosedur (SOP)
mengenai perawatan arsip dan mensosialisasikan kepada para pegawai dan para
pejabat. Usaha aktif untuk segera menangani dan mengolah arsip ketika proses
administrasi sudah selesai. Pejabat dan pegawai lain akan berfokus kepada
pekerjaan yang bersangkutan sehingga keberadan arsip, kurang menjadi perhatian
mereka. Usaha jemput bola akan bisa lebih efektif. Usaha yang selalu bergerilya
ke ruang unit unit kerja, gerilya mendekati para pejabat dan pegawai, agar arsip
dapat dikelola olah petugas yang khusus serta di ruangan yang layak.
Kebijakan pemerintah dalam pengaturan penggunaan kertas untuk arsip yang
bernilai guna panjang tertuang dalam perka anri nomor 30 tahun 2011. Peraturan
tersebut memberikan gambaran umum kepada arsiparis dalam penyusunan program
arsiparis dalam perawatan arsip kertas. Standarisasi penggunaan sarana dan
prasarana misalnya boks arsip, gedung sebagai ruang penyimpanan seperti
tertuang dalam perka anri nomor 03 tahun 2000 peraturan tersebut juga memberikan gambaran
umum dalam program program arsiparis dalam perawatan arsip kertas.
Perkembangan saat ini, sektor swasta yakni badan usaha melaksanakan
penawaran produk produk dalam manajemen arsip. Produk seperti penataan,
penyimpanan, penghapusan dan manajemen arsip (pengelolaan fisik dan informasi)
semakin berkembang. Pemerintah memberikan dukungan dalam regulasi pengaturan
dalam UU dan Peraturan Pemerintah sehingga peran swasta dapat berjalan. Hal ini menjadikan bidang
kearsipan dan para professional bidang kearsipan semakin berkembang. Apresiasi
bukan hanya sebatas pemahaman, namun juga pada pembangunan bidang kearsipan.
Sector swasta yang diberikan jalan inilah bukan menjadikan apatis para
arsiparis di lembaga birokrasi pemerintah, namun harus ditangkap sebagai
peluang dan trigger untuk maju bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar