Cumen cerita, Menyibak hikmah, ngaji, serba serbi, syukur, keseharian, hiburan, mikir, kearsipan

Senin, 14 November 2022

Jalan Malem Kereta Api

Pameran foto tokoh nasional seperti Menteri, Anggota DPR RI, Gubernur, Bupati bahkan artis saat naik kereta api di lantai dasar stasiun Gambir Jakarta, seolah mengabarkan branding Badan Usaha Milik Negara PT Kereta Api Indonesia yang terus melesat. 

Pajangan foto foto itu berhasil menghentikan langkahku menuju lantai 1, peron 3 menuju gerbong Argo Cheribon dengan Kode 28. Melalui layanan tiket online versi android KAI Access dengan gerai pembayaran Indomaret, jadwal pemberangkatan ke Kota Cirebon pada pukul 19.40 WIB, menjadi pilihan demi mencukupkan jarak tempuh rumah Depok ke Gambir dan juga alasan masih membersamai keluarga di hari libur.

Jasa abang GO-JEK yang juga GO-SEND barang Toko Mangga 2 pun telah mempertemukan jalan rejeki untuk ongkos 74 ribu sebelum berhasil meraih antrian pada mesin pencetakan tiket atau chek in pada jam 18.29 WIB pada Hari Minggu, 13 November 2022. Dari sinilah kutemukan kilauan wajah stasiun Gambir yang dulu sering aku kunjungi demi bertemu dengan kampung halaman.

Pun di Stasiun Cirebon yang cukup legendaris bagi pecinta moda transportasi berjalur khusus sejak zaman kolonial. Sambutan tukang becak yang begitu akrab tepat di depan pintu keluar berhasil menenangkan rasa khawatir. Penginapan Grage Hotel yang kumasuki tepat di tengah malam dan nasi Jamblang Khas kuliner Cirebon telah melengkapi Jalan Malam Kereta Api. 

Malam kedua pun datang untuk pilihan arah Semarang dan Yogyakarta. Jalan malam Kereta Api mengantarkan ku ke Gerbong 5, kursi 6D kode 76,BIMA dengan tujuan akhir Surabaya. Seingatku, kereta ini cukup kencang dan menjadi kereta level atas sebelum datang kelas priority dan Slepper. 

Pemberangkatan Cirebon (CN) pukul 19.55 WIB ke Yogyakarta (YK) tiba pukul 00.09 WIB berhasil mengungguli pilihan tujuan ke Semarang Poncol. Approval kantor yang tak kunjung datang dan kendala teknis lainnya menghanguskan tiket yang Kereta Api Ceremai seharga 170.000 rupiah. Sampai disini suasana syahdu pringsewu Coffe Stasiun dan Kopi Ronggo Jati menemani dua batang rokok 🚬 sebelum melanjutkan jalan malam kereta api. 

Akhirnya, jalan malam kereta api 🔥membawa memori tiap dua pekan untuk kembali ke Sleman pada masa bujangan. Moda transportasi yang berhasil mengenalkanku tentang Ibu Kota Negara Indonesia. Bahkan bisa dikatakan kereta api mengantarkanku ke perjalanan hidup sebagai Kaum Urban. 


Tidak ada komentar: