Pada
tulisan kali ini saya akan mengulas buku yang berjudul Data dan Informasi Minyak
dan Gas Bumi edisi ketiga yang diterbitkan Ditjen Migas pada tahun 1996. Ulasan
data dan informasi diawali dari organisasi yang berubah pada tahun 1992 dengan
ditetapkan dengan keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi nomor 1784 tanggal
31 Desember. Organisai terdiri unsur pimpinan,
unsur pelaksana, staf ahli, dan instansi vertikal. Unsur pelaksana di Ditjen
Migas terdiri dari Direktorat Eksplorasi dan Produksi, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran, Direktorat Teknik Pertambangan Migas, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Migas, Puslitbang Teknologi Migas serta Pusat
Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi.
Pada
perjalannnya numenkelatur pertambangan energi akan berganti dengan nama energi
dan sumber daya mineral. Pelaksanaan kegiatan pertambangan dan minyak bumi
mendasarkan pada UU nomer 44 tahun 1960. Sedangkan aturan pelaksana antara lain
adalah PP penyediaan wilayah kuasa pertambangan kepada PN Pertamina diterbitkan
pada 1969. Peraturan pemerintah tentang pengawasan pelaksanaan Eksplorasi dan
Eksploitasi migas di daerah lepas pantai yg diterbitkan tahun 1974. dan juga
diterbitkan pada tahun 1994 peraturan Pemerintah tentang syarat syarat dan
pedoman kerjasama kontrak bagi hasil migas.
Buku
ini mengelompokkan perundangan menjadi beberapa kelompok yakni perundagan
tentang wilayah kuasa pertambangan migas,
pengawasan eksplorasi dan eksploitasi migas dan panas bumi, pengawasan atas pemurnian dan pengolahan
serta penjualan, pengawasan atas barang
operasional perminyakan dan pengusahaan panas bumi, pengawasan atas ketenagakerjaan migas,
keselamatan kerja dan pencemaran kegiatan pertambangan migas, penggunaan air untuk kegiatan usaha
pertambangan migas, pungutan negara dan
perpajakan pertambangan migas , dan pelayanan jasa teknologi dan perusahaan
penunjang, serta BUMN di lingkungan Ditjen
Migas.
Pada
bagian informasi substansi migas, buku
ini mengetengahkan sumberdaya hidrokarbon,
penyelidikan geofisika, pemboran
eksplorasi, pemborang pengbangan, produksi minyak dan kondensat, dan pemanfaatan gas bumi. Data cekungan sedimen
yang telah dibor dengan adanya penemuan kandungan sebanyak 10. Dan cekungan
yang telah berproduksi sebanyak 14. Jumlah sumur pengembangan yang dibor selama
periode 1991 s.d. 1995 sebanyak 3.064 sumur.
Sedangkan
bagian pengolahan serta pemasaran, disajikan data kilang minyak indonesia
sampai dengan akhir tahun 1995 antara lain adalah pangkalan brandan, dumai,
sungai pakning, musi, cilacap,
balikpapan, balongan, dan kilang cepu. Kilang gas indonesia yng
mengolah gas menjadi lpg dan lng antara lain arun, badak bontang.
Penerimaan
negara dari sektor migas pada tahun 1995 dengan laba bersih minyak sebesar
487,6 milyar rupiah.
Buku
ini juga menyajikan data dan informasi perizinan dan rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Ditjen Migas. Jumlah nya mencapai 39 jenis izin dan
rekomendasi dengan rincian 18 bentuk izin dan 7 bentuk rekomendasi serta 9
bentuk sertifikasi. Selebihnya berbentuk pengesahan prosedur, surat keterangan, keputusan penunjukkan, dan pemberian tanda penghargaan.
Bentuk
kerjasama yang dilaksanakan untuk pengusahaan migas yakni bentuk Perjanjian
Karya sampai dengan tahun 1960. Bentuk yang kedua adalah bentuk kontrak
production sharing (KPS) generasi kesatu tahun 1964 - 1977, KPS generasi kedua
tahun 1978 - 1987, KPS generasi ketiga tahun 1988 s.d. sekarang. Selain itu
juga terdapat kerjasama pengusahaan migas dalam bentuk TAC, EOR, dan
KOB atau kerjasama operasi bersama.
Pada
bagian akhir tulisan saya ini, saya tertarik
dengan Badan Koordinasi Energi Nasional yg pada perkembangannya akan menjadi Dewan
Energi Nasional program penggunaan BBG untuk transportasi tahun 1987. Buku ini tidak mengulas banyak mengenai
program tersebut. BBG menggantikan bensin pada mikrolet dan taksi disebut
sebagai pilot project yang berakhir pada bulan April tahun 1989
Tahun 2005 Pemda DKI mengoperasikan Bus berbahan bakar BBG sebanyak 198 unit. Stasiun Pengisian Bahan GAs Kalideres dan SPBG Kelapa Gading sebagai tempat pengisian.
Jika
menilik tahun 2010 s.d. 2014 ini digalakkannya kembali pembangunan
infrastruktur gas untuk transportasi. Hal ini menjadi catatan perjalanan
sejarah bahwa setelah sudah sejak 21 tahun yang lalu, keberadaan program
konversi minyak ke gas.
Sedangkan
pada buku yang diterbitkan tahun 1996, telah ada sebanyak 10 SPBG yakni di Jalan
Daan Mogot, Jalan Warung Buncit, Jalan Margonda Raya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Benda Kalideres, Jalan Pemuda,
Jalan Sumenep, Jalan Raya Bekasi,
dan Jalan Raya Pluit.
Pada
tahun 2010 sampai tahun 2015 ini masih digallakkan Pembanganan infrastruktur
gas untuk transportasi, antara lain adalah SPBG CNG di Palembang, Pembangunan
SPBG LGV di Bali, Pembangunan SPBG CNG di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, Pembangunan
SPBG CNG di Jabodetabek, Pembangunan SPBG di Medan, Pembangunan SPBG di
Pekanbaru, Pembangunan SPBG di Yogyakarta, Pembangunan SPBG di Cirebon, Pembangunan
SPBG di Kota Balikpapan , dan Pembangunan LNG-LCNG di Jawa Barat, Pembangunan
SPBG dan Infrastruktur Pipa Gas di Batam, Pembangunan SPBG dan Infrastruktur
Pipa Gas di Semarang
Untuk
pembangunan di jabodetabek, terdiri dari Pembangunan Mother Station di Bumi
Serpong Damai (BSD), Pembangunan SPBG Online di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Pembangunan
Pipa Distribusi Ragunan - Lebak Bulus, Pembangunan SPBG Online di Cilandak,
Jakarta Selatan, Pembangunan Pipa Distribusi Beji – Ragunan, Pembangunan Pipa
Distribusi Fatmawati - Blok M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar