Selama
ini kita kenal asas pengorganisasian baik arsip maupun surat. Pengorganisasian
tersebut mepertimbangkan yakni besar kecilnya organisasi beserta lokasi gedung
kantor. Pengorganisasian dengan mempertimbangkan hal tersebut dikarenakan waktu
penyampaian surat akan sagat dipengaruhi oleh organisasi yang memiliki jenjang
yang luas. Kecepatan penyampaian surat tergantung kepada banyaknya surat per
hari dan beban kerja para petugas penerima surat. Oganisasi yang besar akan
mendelegasikan banyak kewenangan kepada level level jabatan di bawahnya. Beban
organisasi akan dibagi habis kepada level organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat secara efektif dicapai.
Besar
dan tidak organisasi dapat terlihat dengan keputusan pimpinan tertinggi atas
pelimpahan kewenangan kepada pejabat level dibawahnya yang terkait teknis
pekerjaan. Pelimpahan kewenangan tersebut memperhatikan efektifitas pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi serta beban tanggung jawab jabatan. Contohnya seorang
menteri akan mendelegasikan tugas dan kewenangan kepada direktur jenderal jika
terkait dengan teknis penyelesaian tugas.. Menteri ESDM melimpahkan kewenangan
pemerian Izin usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi kepada Dirjen Migas.
Permohonan izin usaha migas seperti izin usaha niaga migas, izin pengangkutan
migas, izin penyimpanan migas, yang sebetulnya adalah kewenangan MESDM telah
dilimpahkan kepada Dirjen Migas. Beban kerja Menteri ESDM yang terkait
kebijakan Migas, Listrik, Mineral batubara, energy baru terbarukan sangatlah
besar sehingga jika terkait dengan masalah teknis akan dilimpahkan kepada
Dirketur Jenderal terkait.
Organisasi
yang memiliki kompleksitas pekerjaan seperti Kementerian ESDM, pengorganisasian
surat yang cocok adalah desentralisasi. Pengurusan surat baik penerimaan maupun
pengiriman dilaksanakan di unit kerja masing masing. Surat akan banyak
ditujukan kepada penerima pelimpahan kewenangan. Maka registrasi surat dan
penerusan surat dilaksanakan di masing masing unit kerja. Misalnya untuk surat
yang ditujukan kepada Dirjen Migas maka akan diproses di Tata Usaha Ditjen
Migas.
Lokasi
gedung yang terpisah juga menjadi pertimbangan dalam pengorganisasian surat.
Suatu organisasi yang memiliki satu lokasi kantor akan mudah dalam penyampaian
surat. Distribusi pekerjaan melalui surat pun akan terlaksana tanpa harus
memakan waktu yang lama. Petugas penyampai surat akan menjangkau tanpa harus
memakan waktu ber jam - jam. Berbeda jika suatu organisasi memiliki lokasi yang
terpisah pisah. Jika lokasi terpisah maka sebaiknya mempergunakan asas
desentralisasi. contohnya lokasi gedung Kementerian ESDM terpisah pisah yakni Medan Merdeka no 18 jakarta, Gedung Plaza Migas Centris, Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X 2, Kav. 07 dan 08 Kuningan, Jl. Diponegoro No. 57 bandung jabar , Jl. Patra Kuningan Raya No. 1 B , Jl. Jend. Gatot Subroto Kay. 49, Jakarta Selatan 12950 Telp. 021-5254508, Fax. 021-5255863, Jl. Cileduk Raya Kav 109 cipulir Kebayoran lama dan Jl. Cikini .
Nah, bagaimanakah peran optimalisasi penggunaan Teknologi informasi?, apakah peran teknologi informasi dapat menembus ruang dan waktu?. Bukankah terpisahnya lokasi kantor tidak menjadi hambatan bagi teknologi informasi komputer?. Kecepatan penyampaian surat dapat dibantu dengan pemanfaatan teknologi informasi komputer. Jika tersedia jaringan internet pada seluruh lokasi kantor keberadaan satuan kerja, dan tersedia aplikasi komputer yang dapat dipergunakan menyampaikan surat, maka pertimbangan lokasi gedung yang terpisah sudah tidak dipergunakan lagi. Namun demikian perlu diperhatikan, karena proses kerja penyelesaian pekerjaan masih belum dapat melepaskan kertas. Selama ini pemanfaatan teknologi informasi masih hanya sebatas mengetik, browsing, kirim email. Namun untuk dapat mendistribusikan pekerjaan (mengisi lembar disposisi) masih sering nya para pejabat dituangkan dalam kertas lembar disposisi.
Sudah
siapkah para pejabat mendistribusikan pekerjaan bukan di lembar disposisi
(bentuk kertas). Dapatkah para pejabat melepas ketergantungan kebiasaan
mendisposisi surat dengan tulisan pulpen dan tinta pena?.siapkah para petugas
pengurusan surat membiasakan diri dengan teknologi informasi.
Kesiapan
secara sumberdaya harus berawal dari internal organisasi. Selain sarana dan
prasarana seperti computer, jaringan internet, supply listrik, aplikasi
computer (baisdata), yang tak kalah
pentingnya adalah keyakinan dari level top manajemen untuk menerapkan
persuratan berbasis Elektronik. Keadaan mayoritas pegawai yang belom menguasai
teknologi informasi komputer menyebabkan keyakinan top level manajemen tidak
muncul. Masih banyak para sekretaris eselon I berasal dari generasi tua.
Jajaran petugas pengadministrasi umum juga memiliki biground pendidikan SMP dan
SMA. Kebiasaan penggunaan teknologi informasi computer belum dibiasakan untuk
proses penyelesaian pekerjaan, masih sekedar hiburan semata.
Pemanfaatan
teknologi komputer dapat menyebabkan pengorganisasian yang bersifat campuran.
Artinya campuran sentralisasi dan desentralisasi. Pengurusan surat berada di
satuan kerja masing masing namun tetap ada control kendali dari pusat.
Keuntungan yang diperoleh yakni keseragaman system, duplikasi dapat berkurang,
koordinasi antar satuan kerja dapat terkontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar