Cumen cerita, Menyibak hikmah, ngaji, serba serbi, syukur, keseharian, hiburan, mikir, kearsipan

Jumat, 22 November 2019

Artelnas19 1

Menyambut kegiatan Pemilihan Arsiparis Teladan tingkat Nasional tahun 2019, kurang lebih satu bulan kedepan, tepatnya 15 s.d. 17 Agustus 2019, para Arsiparis tingkat provinsi dan instansi pusat berada salah satu momentum untuk mempertahankan lingkungan hidup komunal kearsipan.

Kata kunci nya berada pada lingkungan kearsipan secara komunal. Urusan kearsipan yang dimotori para pekerja kearsipan (arsiparis dan petugas kearsipan) dengan nahkoda lembaga kearsipan dan unit kearsipan berhadapan dengan peran urusan lain dalam menghadapi era industri 4.0.

Untuk itu diperlukan lingkungan kearsipan komunal yang terlihat hidup, mengesankan dinamis, dan meneriakan semangat perubahan. Bukan saja untuk mengambil peran dalam pembangunan Indonesia, namun yang lebih penting adalah mempertahankan eksistensi lingkungan kearsipan secara komunal.

Kearsipan dituntut untuk mengikuti perubahan kondisi birokrasi baik sejak tingkat daerah sampai ke tingkat pusat. Belum lama, kearsipan mendapat kan apresiasi dari pucuk pimpinan. Belum meratanya perhatian pimpinan terhadap kearsipan. Atau kesan belum dianggap sebagai suatu urusan pemerintahan dalam kerangka manajemen birokrasi. Bisa jadi suatu instansi memang masih ada yang tidak mengenal urusan kearsipan.

Gambaran diatas biasa direngkuh dengan cara menciptakan suasana kompetisi. Namun demikian, pernahkah mendalami makna kompetisi???? Sabrang Damar mowo Panuluh, di suatu obrolan yang santai pernah menyampaikan, bahwa makna kompetisi diharapkan mampu membuat suatu komunitas dapat berbuat lebih bermanfaat.

Dari rekaman pada Channel Youtube, “Edukasi Maiyah”, Sabrang sebagai penerus Mbah Nun, telah memantik perspektifku tentang kompetisi. Konsep dasar suatu kompetisi bukan sekedar saling mengalahkan, bukan untuk menjadi pemenang 🏆🎉🏆, bukan sekedar saling mengungguli. Ada tata nilai Fairplay yang harus dijaga untuk tujuan menjadikan lingkungan hidup komunal dapat lestari. Lagi lagi, kalimat kuncinya adalah: menjaga lngkungan hidup komunal hingga dapat lestari.

Misalnya kompetisi sepak bola tingkat lokal dapat menjaring bibit unggul untuk menciptakan tim sepak bola nasional yang unggul. Bukan si pemangku kebijakan dan operator sepakbola saja yang dapat berkontribusi membentuk tim nasional sepakbola yang unggul, namun berasal pula dari tingkat komunitas sepakbola paling rendah atau lokal.

Pun misalnya tim nasional sepakbola yang telah terbentuk dari kompetisi yang sehat belum dapat unggul di kancah internasional, itu bukan tujuan utama. Tujuan utama adalah mempertahankan lingkungan hidup komunal sehingga dapat lestari. Persepakbolaan yang terus lestari.

Begitu juga kiranya pada bidang kearsipan. Pemilihan arsiparis teladan tingkat nasional seyogyanya berujung pada terjaganya lingkungan kearsipan secara komunal. Sedari pekerja Arsip, pejabat struktural urusan arsip, unit kearsipan pada tingkat pusat dan daerah, lembaga kearsipan pusat dan daerah, Perguruan tinggi, dan badan usaha yang bergerak di bisnis kearsipan perlu memberikan perhatian atas momentum kegiatan tersebut. Kegiatan sebagai salah satu usaha mempertahankan eksistensi kearsipan dalam pembangunan Indonesia.

Selamat berlomba wahai para arsiparis Indonesia. Kobarkan semangat 🔛🔥 kearsipan Indonesia untuk simpul pemersatu bangsa

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: