Cumen cerita, Menyibak hikmah, ngaji, serba serbi, syukur, keseharian, hiburan, mikir, kearsipan

Jumat, 22 November 2019

Artelnas19 6

Berkesan tatkala bertemu senior sewaktu masih SMA, tepatnya di sekolah menengah atas daerah Sleman Yogyakarta, yang saat ini memiliki kemampuan menulis bagus. Meski terkesan kalem, namun jabatan sebagai pemimpin redaksi menunjukkan kiprahnya dalam tulis menulis. Berdinas di Pusat Arsip UGM, hari hari dijalaninya untuk membuat beberapa produk organisasi berbentuk jurnal dan majalah. Alih jenjang dari tingkatan terampil ke jenjang keahlian melegitimasi kompetensi sebagai pengolah arsip menjadi bungkusan sumber informasi.

Satu lagi bertemu dengan cerpenis lamongan yang juga senior saat kuliah, Diploma III Kearsipan UGM Yogyakarta, memacu diri ini terus membiasakan dalam menulis. Kecerdikan dalam mengolah kata kata menjadi suatu alur cerita ditunjukkan dengan karya cerpen yang telah beredar seantero negeri. Meski jabatan arsiparis, tak mematahkan semangat literasi sebagai bagian dari komunitas sastra Indonesia.

Berjumpa dengan dua orang diatas dalam suatu adegan kompetisi pada beberapa hari yang lalu, merupakan ketersanjungan. Perjumpaan yang juga menembus rasa penghormatan untuk senior yang dulu sempat mengenyam suasana kampus biru Yogyakarta.

Dua gaya yang berbeda dalam menulis, menyiratkan sinyal padaku tentang tujuan dan motivasi kegiatan tulis menulis. Gaya penulisan ilmiah yang dimuat dalam jurnal membentuk penampilan formal dan sistematis dalam diri Herman Setyawan. Sedangkan penulisan bergaya sastra, menjadikan sosok agus Buchori terlihat layaknya inteprenuer. Interprenuer yang memikat banyak orang dalam sekali penampilan.

Waktu akan terus berjalan, dan sampai hari ini aku tidak dapat menentukan pilihan mau memilih jalan seperti mas Herman atau mas Agus. Karena bisa saja aku diciptakan dengan keunikan sendiri.

Keabadian dalam suatu tulisan, kadang tak dapat dibedakan hanya dengan gaya penulisan. Kutipan pada penulisan ilmiah, kadang juga tak kalah ramai saat tulisan sastra dapat menggerakkan kebebasan pemikiran.

Puji dan Syukur kepada Sang Penguasa Semesta Alam, yang membukakan wawasan kebijaksanaan dengan jalan bertemu dua sosok senior yang rajin menulis. Sejak hari ini, kalian sebagai penginspirasi untuk terus bersemangat dalam karya membuat suatu tulisan

Tidak ada komentar: