Cumen cerita, Menyibak hikmah, ngaji, serba serbi, syukur, keseharian, hiburan, mikir, kearsipan

Jumat, 08 November 2019

Nelayan Tapanuli Tengah

Program Pengalihan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar GAS (BBG) untuk nelayan Tahun 2018 mengantar raga mewujudkan mimpi menapaki bumi di daerah pesisir dan danau serta pinggiran sungai di Pulau Sumatera.

Meski tidak semua kabupaten yg menjadi sasaran penerima program tersebut namun cukup untuk memberi gambaran nyata tanah Sumatera. Berjumpa dengan suasana pemandangan, tingkah laku manusia di pulau Sumatera.

Sumatera yg hanya kutahu melalui buku pelajaran dan televisi. Kali ini tahun 2018 aku datang dan melihat lihat dengan mata telanjang alam pulau Sumatera.

Diawali pada awal Oktober 2018. Tugas untuk bertemu langsung dengan nelayan penerima bantuan pemerintah mengajak mengenal alam di Kabupaten Labuan Batu Utara (Muara Pesisir Pantai) , Kabupaten Samosir (Danau Toba) , Kabupaten Indragiri Hilir (Sungai Indragiri) dan saat ini di Kabupaten Tapanuli Tengah (Pelabuhan Baros).

Di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, pertemuan dengan para nelayan bertempat di Rumah Susun Sewa untuk nelayan pinggir pantai sejajar dengan Pelabuhan Baros. Tempat tersebut merupakan titik serah bantuan pemerintah berupa paket konventerkit beserta mesin. Sebanyak 173 orang nelayan direncanakan menerima tatacara penggunaan dan pemasangan pada kapal. Paket yg telah terpasang untuk dibawa pulang para nelayan.

Sesuai Rekapitulasi yg saya dapatkan dari konsultan pengawas yakni PT KKU, pada tanggal 26 November telah selesai penyerahan sebanyak 247 di PPI Labuhan Angin. Total jumlah tersebut dengan rincian sebanyak 125 unit jenis varian 1, 121 unit varian 2 dan 1 unit varian 3. Seluruh barang yang tertera telah diterima dan berfungsi dengan baik.

Pihak pihak yg memeriksa kebenaran pada berita acara atau rekapitulasi tersebut adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Tapanuli tengah, Pelaksana pemasangan dan pendistribusian PT Sentra Karya Mandiri, Konsultan pengawas PT Karya Kanta dan PT Pertamina.

Menurut Edward, koordinator Teknisi PT SKM, pelaksanaan pemasangan terkendala pada nelayan yg datang ke titik serah. Jadwal yang telah disepakati bersama dinas, tidak dapat menghadirkan sejumlah nelayan yang direncanakan, sehingga menyebabkan molor ya jadwal pemasangan.

Salah seorang teknisi Sentra Karya Mandiri menambahkan bahwa pengalaman yg ditemukan di lapangan, untuk daerah Sumatera kelengkapan berupa Longtail tidak dapat dipergunakan oleh nelayan. Hal tersebut karena jenis kapal yang tidak cocok di Daerah Sumatera. Sehingga para nelayan mempergunakan Longtail yg lama. Meski demikian paket konventerkit masih tetap dipergunakan oleh nelayan untuk menjalani mengejar mata pencaharian.

Khoirudin Purba, Lead pengawas menyampaikan untuk merubah nama file foto perlu kerja ekstra sehingga didapatkan 3 versi foto yakni Foto mesin sebelum dan sesudah, foto Nelayan beserta kelengkapan persyaratan serta foto diatas kapal. Hal tersebut untuk melengkapi dokumentasi kegiatan pengawasan dan verifikasi.

Beberapa orang nelayan yg berhasil kami wawancara menyampaikan bahwa mesin merk Honda GX 200 (Varian 1), Honda GX 270 (varian 2) dan Honda GX 390 (varian 3) merupakan mesin lebih baik dari yg sebelumnya dimiliki.

Konventerkit yg dipasang merk ABG. Jika dibanding dengan merk Mijo, konventerkit memudahkan dalam instalasi dan pemasangan.

Disela sela wawancara kamu menanyakan bahwa rata rata nelayan memiliki anak lebih dari 4 orang anak. Umur Nelayan yg merata pada tiap generasi terlihat pada tahun kelahiran 60 an, 70 an, dan 80 an serta beberapa yg kelahiran 90 an. Penggunaan BBM rata rata 4 liter untuk modal mencari ikan.

Wawancara dengan Kepala Seksi Penangkapan, Ahmad Sopian Marbun menyampaikan sekitar satu ribu (1.000) orang dari sembilan belas ribu (19. 000) nelayan merupakan kelompok nelayan kecil. Bantuan Pemerintah Pusat kepada 420 orang nelayan akan memberikan stimulus peningkatan kesejahteraan para nelayan.

Bantuan pemerintah melalui Kementerian ESDM Cq. Ditjen Migas yg menugaskan PT Pertamina berupa perangkat mesin penggerak kapal dengan konventerkit beserta tabung LPG 3 Kg telah diperiksa dan dipasang dimana nanti untuk Berita Acara Rekapitulasi pada dua titik serah akan di tanda tangani oleh Bapak Kepala Dinas yaitu Tulus Panggabean.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan yg mendatangi lokasi serah pada hari Senin 27 November 2018 juga kami wawancara. Di sela sela wawancara sempat menyampaikan bahwa Tunjangan kinerja yg diterima seluruh pegawai di Kab. Tapanuli Tengah dipotong 2.5 persen untuk Zakat Penghasilan.

Hari kedua di Kabupaten Sibolga Tapanuli sebelum berubah nama menjadi Kabupaten Tapanuli Tengah harus berakhir.

Berangkat Senin, 26 Nov jam 06.25 melalui Gate14 Terminal 3 Ultimate mengantarkan ke pintu Pesawat Udara tipe Bombardier J1000. Penerbangan bernomor 262 dari CGK mengarah ke Bandara FLT Sibolga. Waktu perjalanan 2 jam lebih untuk mendarat di bumi Tapanuli. Kurang lebih jam 09.00 menuju ke kecamatan Baros

Pulang Jakarta pada Selasa, 27 Nov jam 09.20 dari Sibolga ke CGK. dengan pesawat jenis Bombardier J1000 berkapasitas 96 orang. Jadwal datang dan pulang hanya sekali setiap hari.

Tidak ada komentar: