7 Oktober 2019
Satu tulisan 📝 di blog WordPress setiap harinya. Tulisan untuk membantu memoriku menyimpan perjalanan hidup. Bahkan tulisan membuka tabir logika yang belum terungkap. Proses merangkai kata demi kata memperjelas alur pemikiranku. Menyusun paragraf demi paragraf meninggalkan pola pikir yang logis dan terperinci.
Sudut kehidupanku, pekerjaan di kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi mendominasi tema tulisan. Jabatan pengelola arsip menjadi pijakan dalam pengembangan tulisan. Pun, para pembaca tulisanku berada pada komunitas pekerja arsip.
Arsip itu hampir menjadi idealisme bahkan terbukti menjadi mata pencaharian demi menghidupi keluarga. Kearsipan juga yang menjadi simbol eksistensi diri di tengah pergaulan pertemanan. Melewati masa sepuluh tahun, membuktikan diri sebagai arsiparis.
Sisi kehidupan sosialku tatkala lepas dari pekerjaan adalah Perumahan Villa Tanah Baru. Di wilayah bermukim tersebut terjadi interaksi dan membuat cerita. Puluhan tulisanku tercipta karena jabatan ketua RT.
Tulisan ku yang lain adalah kenangan bersama anak dan istri. Suatu kebanggaan diri dan merasa perlu, kenangan bersama keluarga tertangkap melalui tulisan. Berharap teringat saat tua nanti dan terbaca oleh anak anaku kelak.
“terus menulis untuk bertambahnya tulisan di blogku untuk mengimbangi hari yang semakin cepat berlalu” pikirku.
Lebih dari dua ratu tulisan dan lebih dari seratus ribu kata telah kurangkai hingga hari ini. Tulisan pada blogspot mencapai hampir tiga ratus ribu pembaca, dengan lebih dari sepuluh tahun. Kini kurang dari dua tahun baru kudapat lebih dari dua belas ribu pembaca.
Kini, saat merasa diri telah dikenal sebagai penulis, otaku terjebak pada satu pertanyaan. Untuk maksud dan tujuan apa, hari hari mengejar satu tulisan untuk dipublikasikan di Blog WordPress.
Apa maksud nya, mengcopi tautan tulisan ke beberapa Whatsapp Grup? Mengapa harus terpancing dengan jumlah pembaca? Untuk apa dikenal sebagai seorang penulis?
Sedikit cerita sebulan terakhir, diri ini merasa telah mendapatkan sesuatu dengan menulis. Menargetkan kondisi kehidupan dengan rangkaian kata kata. Membentuk opini orang disekitarku dengan narasi paragraf demi paragraf.
Meski bukan terukur dengan nilai rupiah, namun target itu nyata kurasakan. Diri ini meyakini betul kondisi yang kutargetkan telah tercipta dari tulisan tulisanku.
Detik ini, saya sampaikan bahwa” Aku berlindung kepada Sang Pencipta Kehidupan dari keyakinan diri tentang kekuatan tulisan”. Otak ini harus kembali bahwa yang menyebabkan sesuatu terjadi adalah Kehendak dari Allah semata.
Dan semoga dari kegiatan menulis, saya bisa lebih bermanfaat kepada orang lain. Semoga dapat terus sadar, tulisan hanya menjadi salah satu cara saja untuk menargetkan kondisi kehidupan yang aku inginkan. Bukan jalan yang diyakini untuk mendapatkan sesuatu.
Jika nanti dengan tulisan, berubah kehidupan ku, aku akan mengembalikan pada keyakinan bahwa “Kehendak dari Sang Pencipta saja lah yg menjadikan itu”.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar